Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi memberikan apresiasi atas terselenggaranya iven tersebut. Ia menegaskan bahwa pacu kuda bukan hanya olahraga, melainkan bagian dari budaya masyarakat Sumbar yang memiliki nilai religius. “Pacu kuda adalah olahraga yang disunahkan Rasulullah. Ini budaya kita sekaligus ajaran Nabi Muhammad. Karena itu, sangat tepat jika kegiatan seperti ini terus dilestarikan,” katanya.
Ia juga menilai, kegiatan seperti pacu kuda memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi pelaku UMKM dan masyarakat sekitar, apalagi Padang Panjang dikenal sebagai kota transit. “Kegiatan seperti ini mendongkrak ekonomi, memperkuat UMKM, dan menambah daya tarik wisata,” katanya lagi.
Senada dengan itu, anggota DPD RI, Irman Gusman menilai pacuan kuda merupakan tradisi yang perlu dijaga dan dikembangkan menjadi ajang tahunan berskala nasional. “Pacu kuda harus diadakan setiap tahun dan terus ditingkatkan. Ini bukan hanya soal sportivitas, tetapi juga semangat perjuangan dan silaturahmi. Dengan jaringan yang kita miliki bersama, mari kita angkat arena pacuan kuda ini ke level nasional,” ujar Irman.
Sementara itu, anggota DPRD Sumbar, Erick Hamdani, menyebut pacu kuda bukan sekadar perlombaan, melainkan simbol ketangkasan dan kebersamaan masyarakat Minangkabau. “Kita ingin pacu kuda menjadi iven nasional yang mencerminkan keharmonisan dan keberagaman masyarakat,” katanya.
Terpisah, Ketua Pordasi Kota Padang Panjang, Riki Putra berharap kegiatan ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan karena memberi manfaat ekonomi bagi pelaku UMKM dan menjadi ajang hiburan rakyat. (h/adv)














