Seluruh pendiri dan sekaligus pengurus YPTP mufakat untuk merubah KAT menjadi Akademi Teknik Padang (ATP) tepat pada tanggal 21 Februari 1973 dengan dua jurusan, yaitu teknik sipil dan teknik mesin dengan jenjang program sarjana muda. Sebagai pimpinan diangkatlah Drs. Jalius Jama sebagai direktur dengan tempat kuliah masih memakai gedung dan workshop BLK Kanwil Depnaker Sumbar, sementara pengurus pimpinan ATP mencari tempat yang dianggap layak untuk perkuliahan.
Beberapa bulan setelah itu dapatlah tempat di Jalan Arif Rahman Hakim Kampung Nias Pondok (bekas Gedung Sekolah Cina yang beraliansi Komunis dan terlibat G30 S PKI yang dambil alih pemerintah), yang dipakai secara bersama dan bergantian dengan beberapa lembaga pendidikan lain (STO/FPOK-IKIP Pdg, FKT-IKIP Pdg dan STMN Pdg). Gedung ini dijadikan sebagai kampus ITP sejak 1973 sampai dengan Tahun 1984. Sementara itu, pengurus YPTP dan pimpinan ATP secara perlahan juga berusaha memiliki kampus sendiri dengan berbagai upaya, agar lembaga ini bisa berkembang dengan baik menjadi sebuah perguruan tinggi yang mapan.
Pada suatu hari pada waktu acara ospek mahasiswa baru ATP terjadilah konflik antara mahasiswa ATP (senior) dengan mahasiswa FPOK IKP Padang, yang berakibat hampir terjadi bentrokan massal antar mahasiswa. Berdasarkan hasil musyawarah pimpinan ATP dan pengurus YPTP diputuskanlah untuk pindah ke Kampus ATP, yang terletak di Kelurahan Olo Kandis Nanggalo, yang pada waktu itu baru memiliki gedung berupa enam ruang kelas dan sebuah kantor bantuan Depdikbud melalui Kopertis Wilayah I Medan.
“Dengan hidup dan bergiatan di atas kampus milik sendiri timbulah tantangan bagi pimpinan ATP dan pengurus YPTP untuk lebih cepat bergerak dan bertindak dengan menyusun kegiatan yang terprogram dan sistemik, sehingga menjadi Institut Teknologi Padang (ITP) seperti sekarang,” ujar Zulfa.
Para pendiri, penyelenggara dan pengelola lembaga ini sejak dari KAT, ATP, STTP hingga ITP dipegang dan ditangani oleh orang-orang yang tulus mengabdi dan cinta pendidikan dan para pendidik yang telah berkecimpung di dunia perguruan tinggi. Seperti kata Zulfa, sembilan orang pendiri dan sesepuh yang dari awal berdirinya ITP, telah almarhum sebanyak delapan orang, yaitu H. Achmad SB, H.Syofyan Yatim, Drs Darsun Pesmo, M.Ed, Drs. Dailis Amran, Drs. Syamsul Arifin, Prof. Dr. Aljufri B. M.Sc, St. Kashmir dan H. Masri Usman, SH, serta yang masih mengabdi sampai sekarang sebagai pembina YPTP adalah Prof. DR. H. Jalius Jama, M.Ed.
Ia menyambung, dalam perjalanannya dengan perubahan KAT menjadi ATP dalam satu tahun berjalan, maka sampailah pada saat yang menggembirakan yaitu penerimaan mahasiswa baru tahun kedua. Dengan upaya pemasyarakatan eksistensi ATP di Kota Padang, maka diperoleh tambahan mahasiswa sekitar 120 orang. “Bahkan pada tahun ketiga jumlah mahasiswa sudah mencapai 308 orang,” ujarnya.