Pada tahun 1928, Tambang Salido akhirnya ditutup, disebabkan oleh keborosan dan kacaunya administrasi. Hingga kini, bekas kegiatan penambangan masih terlihat di Desa Salido Ketek dan menjadi tujuan wisata. Aprial Habas mengatakan, potensi pertambangan emas tertua itu harus kembali dihidupkan demi dengan mendirikan BUMD dengan berkerja sama dengan pihak PT Antam untuk mengerakkan perekonomian daerah.
Berdasarkan sejumlah informasi yang beredar di tengah-tengah masyarakat yang disampaikan secara lisan dan turun-temurun Pessel, dan keterangan para tokoh masyarakat sekitar kampung Salido bahwa hasil dari tambang emas Salido ini sangat berlimpah, dan emasnya diangkut oleh pemerintah kolonial Belanda ke Negeri Belanda sebagai sumber pembiayaan untuk membangun kota hasil dam laut, Amsterdam.
“Untuk itu, DPRD Pessel mendukung dilakukannya pengelolaan potensi tambang emas Salido ini oleh Pemkab Pessel. Dalam waktu dekat, kami akan turun bersama pihak terkait ke lokasi tambang emas,” ujar Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Pessel itu.
Jamalus Yatim: Salido Berpotensi Menggaet Investor Besar
Wakil Ketua DPRD Pessel, Jamalus Yatim menyebutkan, tambang emas Salido tidak begitu dikenal saat ini. Padahal, berkemungkinan tambang emas Salido adalah tambang tertua di Sumatera dan sangat terkenal di seluruh Indonesia, bahkan mungkin dunia.
Ia menyayangkan tak banyak sejarawan yang tertarik untuk meneliti sejarah tambang Salido. Menurut Jamalus, sebetulnya tersedia banyak sumber kepustakaan mengenai tambang Salido. Hal ini berguna untuk merekonstruksi tambang Salido untuk dijadikan sebagai aset pariwisata sejarah. Tinggal pemerintah untuk menindaklanjutinya.