Begitu pula dengan pembinaan UMKM yang berjumlah 4.082 pada tahun 2016 bangkit menjadi 15.374 UMKM yang mendapat pembinaan dari pemerintah, angka itu cukup fantastis karena mencapai 11.292.
Kebangkitan Dharmasraya bukan hanya infrastruktur, tetapi pelayanan publik dan sosial juga menjadi perhatian bagi pemerintahan Sutan Riska Tuanku Kerajaan, contohnya saja LPPD Kabupaten Dharmasraya pada tahun 2016 pada peringkat 120 nasional dan peringkat 7 provinsi, dengan bangkit bersama sama, peringkat itu diperbaiki menjadi peringkat 43 nasional dan 4 provinsi pada tahun 2021, sedangkan untuk tahun 2022 dan 2023 belum keluar hasilnya.
Begitu pula Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi (SAKIP), tahun 2016 pada posisi B dan pada tahun 2020 masih pada posisi B, dan itu harus menjadi kebangkitan sampai akhir masa jabatan Sutan Riska Tuanku Kerajaan.
Bidang ketenagakerjaan, kebangkitan Dharmasraya juga cukup signifikan, tahun 2016 pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja sebanyak 192 orang dan pada tahun 2023 diberikan sebanyak 3108 orang pencari kerja yang disuguhkan pelatihan dan pendidikan dan hasilnya dari angka 54 orang tahun 2016 menjadi 968 orang pada tahun 2023 serta berusaha secara mandiri dari tahun 2016 sebanyak 37 orang menjadi 447 orang pada tahun 2023.
Bidang lingkungan hidup juga terus bangkit, cakupan sumber daya alam yang terlindungi tahun 2016 hanya 1 persen, hal itu mengalami kenaikan 96,65 persen, pengurangan sampah (pembatasan, pendauran ulang dan pemanfaatan kembali) mengalami kenaikan sebesar 15,09 persen, penanganan sampah (pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah di TPA/TPST/SPA terjadi penambahan sebesar 15,09 persen, begitu pula ketaatan usaha dan atau kegiatan dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) juga terjadi penambahan sebesar 100 usaha atau kegiatan.
Untuk bidang sosial, kebangkitan Dharmasraya dengan menurunkan angka yang “ditakuti” seperti angka kemiskinan dan stunting, apalagi kemiskinan ekstrim, dari data yang ada, kemiskinan ekstrim tahun 2023 terus menurun, dari Januari 4053 KK miskin, pada Maret turun menjadi 691 KK miskin menjadi 33 KK miskin ekstrim dan data terkahir menunjukkan angka 13 KK miskin ekstrim pada bulan September 2023.