Para peserta berasal dari enam nagari yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, yaitu Painan Selatan, Ampang Pulai, Taratak, Air Haji Barat, Kambang Barat, dan Ampiang Parak. Pelatihan yang sama juga diikuti perwakilan masyarakat dari enam nagari yang ada di Kabupaten Padang Pariaman, yaitu Kuranji Hilir, Katapiang, Malai V Suku, Manggopoh, Ulakan, dan Pilubang.
Masing-masing nagari mendapatkan sertifikat pelatihan yang di dalamnya tercantum enam komponen tentang tingkat ketangguhan suatu nagari, yaitu layanan dasar, peraturan, dan kebijakan penanggulangan bencana, pencegahan, dan mitigasi bencana, kesiapsiagaan darurat, dan kesiapsiagaan pemulihan.
Ketika diuji sebelum pelatihan, tingkat ketangguhan bencananya terbilang rendah. Namun setelah pelatihan, terjadi peningkatan ketangguhan yang mencapai tingkat utama. “Alhamdulillah. Setelah mengikuti pelatihan terjadi peningkatan terhadap komponen tingkat ketangguhan suatu nagari. Kami berharap ilmu yang diperoleh dapat ditularkan kepada masyarakat nagari serta nagari-nagari tetangga yang juga memiliki risiko tinggi ancaman bencana,” ujar Rudy.
Ia menjelaskan, Destana adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana, serta memulihkan diri dengan segera dari dampak bencana yang merugikan. Dalam hal ini, masyarakat nagari/kelurahan adalah pelaku utama dalam upaya penanggulangan bencana, sekaligus menjadi kelompok pertama yang menerima dampak bencana. Oleh karena itu, penguatan kapasitas masyarakat di nagari/kelurahan adalah upaya strategis untuk mewujudkan Sumbar Tangguh Bencana. “Ini bagian dari upaya kami memperkuat mitigasi bencana. Jika mitigasi kita bagus, maka dampak bencana bisa diminimalisir,” kata Rudy. (*)