HARIANHALUAN.ID – Memasuki Tahun 2023, empat tahun sudah Azwar Mardin, menakhodai Nagari III Koto Aur Malintang, sebagai wali nagari yang dipilih rakyat dalam prosesi Pilwana Tahun 2017.
Ketika memulai kerjanya, Azwar Mardin dihadapkan pada persoalan internal kantor yang berbeda haluan politik, 70 persen di antara perangkat nagari yang ada merupakan lawan politik ketika pilwana.
Dalam kondisi itu, ia mulai menggerakan jalannya roda pemerintahan. Banyak kalangan memprediksi akan terjadi penggantian perangkat, bahkan ada di antara perangkat yang mulai ancang-ancang untuk mengundurkan diri.
Menyadari situasi itu, Azwar Mardin seperti tak terpengaruh. Azwar Mardin mulai membangun kepercayaan dan keyakinan terhadap perangkat, agar tetap berpikir positif dan memulai pekerjaan dengan niat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, bersikap jujur, ramah dan profesional.
Azwar Mardin, juga memastikan bahwa tidak ada penggantian perangkat, sepanjang masing-masing individu tetap menjalankan tugasnya dengan baik dan amanah. Berbekal keyakinan itu, semua perangkat baik yang memberikan pelayanan di kantor maupun wali korong sebagai perpanjangan tangan wali nagari di tengah masyarakat, bergerak memacu ketertinggalan.
Adiministrasi yang selama ini terkesan semraut, pelayanan terlalu ruwet, front office tak menggambarkan sebuah kantor pemerintahan, perangkat bekerja tanpa SOP yang jelas dan terkesan hanya menjalankan rutinitas belaka, berangsur ditata dan dibenahi.
Memasuki Tahun 2019, Azwar Mardin melakukan perombakan total, dimulai dengan perubahan meanset dan pola pelayanan. Sistem administrasi bergeser dari manual ke digitalisasi, semua bergerak secara online. Pelayanan terhadap masyarakat bagaikan disulap, durasi pengurusan surat menyurat yang selama ini bisa berhari-hari kini hanya butuh waktu maksimal setengah jam.