TANAH DATAR, HARIANHALUAN.ID — Pemerintah Kabupaten Tanah Datar melaporkan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dalam penyelenggaraan pacu jawi yang diselenggarakan secara rutin dalam empat pekan. Selain itu, peredaran uang selama iven tersebut mencapai ratusan juta rupiah.
Menurut Bupati Tanah Datar Eka Putra iven anak nagari Pacu Jawi selain mempromosikan adat dan budaya juga meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Dari laporan yang kami terima pelaksanaan event pacu jawi melibatkan ratusan pedagang UMKM dengan peredaran uang selama empat minggu pelaksanaan sekitar Rp500 juta,” kata Eka Putra, Selasa (1/8).
Ia mengatakan, dengan adanya iven Pacu Jawi setiap minggunya juga menarik kunjungan wisatawan ke Tanah Datar, baik wisatawan lokal, maupun mancanegara.
Menurut Eka Kunjungan tersebut secara tidak langsung juga akan memberikan efek bagi destinasi-destinasi wisata lainnya di Tanah Datar.
“Maka dari itu, mari bersama untuk melestarikannya sehingga lebih banyak lagi menarik wisatawan mancanegara maupun domestik sehingga mampu memberikan multiplier effect bagi kita di Tanah Datar,” kata dia
Eka mengatakan, saat ini ada empat kecamatan di Tanah Datar yang secara rutin menyelenggarakan pacu jawi, yaitunya Kecamatan Pariangan, Lima Kaum, Rambatan dan Kecamatan Sungai Tarab, yang dilakukan secara bergilir.
Kemudian, dalam menarik kunjungan wisatawan ke Tanah Datar, pemerintah daerah setempat juga selalu mempromosikan potensi-potensi daerah, baik melalui media maupun promosi di Bandara Internasional Minangkabau, hingga tayangan video di kereta api di Pulau Jawa.
“Kita juga pemerintah daerah, pada tahun ini menargetkan dua juta kunjungan ke Kabupaten Tanah Datar Luhak nan Tuo ini,” kata Eka.
Hingga saat ini permainan anak nagari berupa pacu jawi masih menjadi atraksi yang kerap ditampilkan usai musim panen padi, kegiatan itu telah ada sejak dulu secara turun temurun hingga saat ini.
“Pacu jawi mengandung banyak makna. Maka dari itu, mari bersama untuk melestarikannya,” ujar Eka.
Di kesempatan yang sama, Ketua Porwi Tanah Datar Aristo Dt. Indomo mengatakan, Pacu Jawi terlaksana atas kekompakan antar lembaga unsur di nagari yang digerakkan oleh anak nagari dalam rangka melestarikan tradisi budaya.
Ia menegaskan, selama penyelenggaraan Pacu Jawi tidak dibolehkan adanya unsur perjudian sebagai wujud penghormatan terhadap tradisi. Selain itu, wisatawan juga diwajibkan memakai pakaian yang sopan.
Sementara itu, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Arkadius Dt Intan Bano, memberikan apresiasi atas terlaksananya iven pacu jawi itu.
Menurutnya pacu jawi itu merupakan tradisi yang harus di pertahan dan terus diadakan setiap musimnya agar generasi muda mengetahui dan mencintai budayanya sendiri. (*)