“Jika kita yakin sektor pariwisata dapat menjadi tumpuan pencarian kita, pasti kita akan mengelolanya dengan serius,” Ketua Asita Sumbar, Darmawi.
HARIANHALUAN.ID – Sebelum menjadi Desa BRILian, masyarakat di Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang (Sitapa) Kab. 50 Kota Payakumbuh Sumbar mayoritas berprofesi sebagai petani.
Wali Nagari Tanjung Haro Sikabu-Kabu, Nofrizal optimis wilayah yang dipimpinnya itu memiliki potensi lebih dari sekedar sektor pertanian saja.

Tahun 2017 gebrakan itu dimulai. Visi misinya sebagai wali nagari memasukkan rancangan desa wisata dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nagari.
“Kita menyadari ada potensi wisata yang kita miliki. Nagari kita yang secara strategis berada di Kab. 50 Kota merupakan pintu gerbang dari Provinsi tetangga, Riau. Potensi jadi wisata populer bagi wisatawan harus direalisasikan,” tutur Nofrizal kepada Haluan, Senin (28/4/2025).
Secara geografis, Nagari Sitapa juga berbatasan langsung dengan Kota Payakumbuh. Potensi wisata yang ditawarkan berbasis panorama alam. Melihat keindahan Kabupaten 50 Kota dan Payakumbuh dari Ketinggian 1.000-1.300 Mdpl.
Ada beberapa objek wisata yang sudah dikembangkan baik dari pemerintah nagari maupun BUMNag dan masyarakat yang sudah menyadari potensi nagarinya.
Pembangunan destinasi wisata itu dimulai dengan pendirian Panorama Kayu Kolek.

“Kemudian kita mengembangkan kawasan wisata hutan pinus dengan membangun unit usaha BUMNag yamg diberi nama brand Folka Space. Coffee shop kekinian diantara rimbunnya hutan pinus Kab. 50 Kota,” jelasnya.

Folka Space dibangun diatas tanah ulayat nagari dalam hutan pinus yang masih asri. Banyak muda mudi datang dan membuat tempat ini kian trending di sosial media.
Selain itu juga ada beberapa objek wisata yang dikembangkan secara swadaya, pribadi masyarakat maupun kelompok yang memang dikelola oleh investor yang bekerjasama dengan masyarakat pemilik lahan.

“Ada Bumi Sikabu, Penginapan Sikabu Glamping, Sawah Lenggek, Sikabu View, Nuansa Sikabu dan banyak lagi objek-objek wisata lain yang bisa ditawarkan ke wisatawan yang datang ke nagari kita,” paparnya.

Masing-masing menawarkan keindahan panorama dengan jasa yang beragam. Mulai dari panorama dengan kuliner khasnya, penginapan di tengah hamparan sawah dengan suasana sejuk hingga sekedar tempat ngopi-ngopi pelepas penat.
Sektor pariwisata yang digagas ini nyatanya berdampak luas dan menyerap banyak tenaga kerja. Saat ini lebih dari 100 masyarakat yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan objek-objek wisata yang ada di nagari.
“Sebelum objek wisata ini dikembangkan di nagari, secara umum nagari kami ini sama dengan nagari-nagari yang lain,” pungkasnya.
Masyarakat hanya bergantung hidup dari sektor pertanian baik berkebun, bertani dan berladang.
“Alhamdulillah saat ini masyarakat terkhusus anak muda yang telah menyelesaikan studi SMA atau kuliah sudah bisa berkarir dan mengasah kemampuan untuk ikut andil membangun nagari Sitapa dan terlibat di sektor-sektor pariwisata yang ada di nagari,” kata Nofrizal penuh haru.

Tahun 2023 akhirnya Nagari Sitapa dapat Penghargaan Desa BRILian. Dan dapat bantuan CSR BRI sekitar Rp300 juta.
“CSR itu sangat membantu sekali dalam pengembangan sektor pariwisata, membangun fasilitas umum untuk meningkatkan layanan di sektor pariwisata,” paparnya.
Sebagian juga digunakan untuk penyertaan modal BUMnag untuk meningkatkan pendapatan nagari dan Bumnag itu sendiri.
Sebagai wali nagari, Nofrizal menyadari apa yang dilakukan di nagari Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang ini barulah permulaan. Namun jika dibenahi secara serius tentu hasilnya dapat dinikmati bersama-sama.
“Kami menyaksikan betul potensi itu kalau kita mampu menggarapnya akan mendatangkan nilai manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat. Hari ini bisa dilihat sendiri pariwisata berdampak besar terhadap perubahan perekonomian masyarakat di nagari,” ujarnya.
Ia berharap langkah suok (langkah positif) ini lebih banyak support lagi kedepannya. Terutama dari pemerintah daerah dan juga dari pihak lain yang punya kepedulian pada sektor pariwisata.
“Dan tentu harapannya apa yang kami mulai ini akan bisa terus dikembangkan sehingga nantinya pariwisata betul-betul menjadi hal yang menjanjikan bagi masyarakat,” ucapnya menutup.
Ia juga berharap dengan tersedia fasilitas lengkap, jalan yang nyaman, pengunjung merasa betah dan menjadikan Nagari Sitapa pilihan dalam berwisata dengan keluarga di Sumbar.

Terpisah, Ketua ASITA Sumbar, Darmawi menyebut pengelolaan desa wisata yang serius akan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat yang terlibat didalamnya.
“Jika kita yakin sektor pariwisata dapat menjadi tumpuan pencarian kita, pasti kita akan mengelolanya dengan serius,” kata dia.
Makin hari, desa wisata termasuk Desa BRILIAN Tanjung Haro Sikabu-Kabu Padang Panjang Kab. 50 Kota kian populer ditengah destinasi utama yang biasa dikunjungi para pelancong.
RCEO BRI RO Padang, Riza Pahlevi mengatakan dengan menjadi Desa BRILian membuat desa semakin hebat, melahirkan SDM yang berkompeten, infrastruktur yang lengkap, serta manajemen yang profesional, sehingga siap menghadapi tantangan global.
Bersama Desa Brilian visi misi desa lebih mudah diwujudkan. Sebab ada beberapa keunggulan yang dirasakan setelah mengikuti program Desa Brilian.
“Diantaranya kesempatan mendapatkan literasi dasar, bisnis dan digital. Tergabung dalam jejaring digital ribuan desa BRILian di Indonesia, dan mendapatkan dana pembinaan,” ucapnya menutup. (*)