HARIANHALUAN.ID – Hari Santri Nasional (HSN) yang bertepatan pada 22 Oktober 2023 merupakan salah satu bentuk peringatan untuk menghormati dan mengapresiasi peran santri dalam memperkuat kolaborasi dan kontribusi dalam berbagai aspek kehidupan terutama dalam bidang keagamaan dan pendidikan.
Demikian disampaikan oleh Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol (IB) Padang Martin Kustati, Selasa (10/10).
Melalui peringatan tahunan ini, ia mengimbau agar bisa memastikan untuk terus meningkatkan kesadaran publik tentang peranan santri dalam menyebarkan nilai keagamaan, budaya maupun tradisi.
“Hal tersebut dapat dilihat melalui perjalanan sejarah kemerdekaan, bahwa peranan ulama yang lahir dari rahim pondok pesantren mampu memberikan jalan perjuangan bagi ketercapaian kemerdekaan Indonesia,” ucapnya.
Peringatan hari santri juga menjadi ajang tukar pikiran, diskusi untuk memperkuat kolaborasi antar elemen masyarakat, lembaga maupun komunitas, sehingga santri dapat menjadi poros bagi pembangunan bangsa ini.
“Sebagaimana kita ketahui bahwa pengalaman, pengetahuan, ide dari generasi muda yang diwakili oleh para santri nantinya dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan bangsa,” tambah rektor.
Martin mengatakan, pendidikan di pesantren bukan hanya menyiapkan diri untuk berkompetisi unggul, namun menyiapkan sumber daya manusia yang mandiri, cakap, kreatif yang berdaya guna untuk diri sendiri dan masyarakat sekitar.
Melalui bekal keterampilan yang lebih luas, santri dapat membentengi dirinya untuk terus berkontribusi untuk negeri.
Hari santri juga merupakan momen penting dalam masyarakat yang bertujuan untuk memberikan peluang dan dukungan bahwa santri dapat menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat.
Hal itu memiliki relevansi yang kuat terhadap kepemimpinan di tengah masyarakat. Pasalnya, proses pendidikan di Pesantren bukan hanya mempelajari ilmu-ilmu umum, namun adanya integrasi dengan nilai keislaman.
Hal itu terlihat dari dorongan output yang diarahkan untuk mengimplementasikan nilai-nilai agama, etika dan kepemimpinan Islam.
“Pendidikan ini membentuk karakter santri sehingga dapat menjadi pemimpin yang adil, bijaksana dan beretika di masyarakat,” ucapnya.
Kepemimpinan dalam pesantren juga erat pengaruhnya bagi karakter santri. Sosok teladan yang diadopsi dari para Kyai maupun ustaz yang ada di Pesantren mampu menjadi pilar inspirasi bagi sebuah kepemimpinan diri.
Hal itu diwadahi oleh seringnya keterlibatan santri pada kegiatan sosial, pelayanan masyarakat ataupun kegiatan pendidikan.
“Nilai-nilai tersebut akan melahirkan integritas, tanggungjawab, empati dan relevan dalam konteks kepemimpinan dunia,” sebutnya. (h/win)