Lapas ini mempunyai fasilitas umum yang cukup memadai, dengan jumlah narapidana yang dibina lebih dari 200 orang. Wanita usia subur yang terdata di lapas sejumlah 57 orang dengan tindak pidana beragam dan putusan pidana beragam pula.
Pada penutupan pelatihan pada 18 September 2024, telah dihasilkan 100 pcs pembalut pakai ulang (reusable) dan diberi merk dagang “flo” yang berarti “aliran” dalam Bahasa Inggris slang. Diharapkan produk ini dapat dipasarkan lebih luas, sehingga selain membantu pemakaian pribadi para warga binaan pemasyarakatan selama di lapas, juga dapat bernilai secara ekonomi dan menjadi sumber penghasilan bagi warga binaan saat didalam maupun luar lapas nantinya.
Selain itu, tim pengabdi juga memberikan bantuan berupa mesin jahit kepada bimker lapas perempuan dan juga memberikan pendanaan untuk perbaikan mesin jahit yang sudah ada di bimker, namun dalam kondisi rusak.
Salah satu peserta pelatihan membuat pembalut berinisial N mengungkapkan rasa terima kasih atas pelatihan yang diberikan dan berharap dapat diberikan modal juga saat keluar dari lapas untuk memulai usaha ini saat diluar lapas nanti.
“Terima kasih kepada tim dosen dari Universitas Mercubaktijaya dan Dharma Andalas atas pelatihan keterampilan membuat pembalut yang higienis ini, semoga nanti saat keluar lapas bisa saya terapkan menjadi usaha saya sendiri,” ujar N salah satu warga binaan.
Ka Lapas Kelas II B Padang, Endang Sri Wati mengapresiasi bagi tim dosen pengabdian kepada masyarakat dari Universitas Mercubaktijaya dan Dharma Andalas. Atas pelatihan yang diberikan kepada warga binaan ini, pastinya pelatihan ini sangat bermanfaat bagi warga binaan.
“Selain dapat dipakai sendiri, juga bisa dijual untuk tambahan penghasilan” ujar Endang pada kesempatan itu. (*)