Oleh: Tim Dosen, Preceptor Klinik dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners
Serangan jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia dan menimbulkan beban besar, tidak hanya bagi pasien tetapi juga keluarga. Setelah melewati fase kritis di rumah sakit, proses pemulihan dan rehabilitasi pasien sangat bergantung pada dukungan keluarga, mulai dari pengaturan pola makan, aktivitas fisik, kepatuhan minum obat, hingga dukungan psikologis yang berkesinambungan.
Sayangnya, banyak keluarga yang belum memahami peran penting ini sehingga risiko kekambuhan dan komplikasi tetap tinggi. Oleh karena itu, diperlukan edukasi dan pemberdayaan keluarga agar dapat menjadi mitra aktif dalam perawatan pasien serangan jantung di rumah.
Hal itu menjadi penting dalam kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Perintis Indonesia.
Dalam kegiatan ini Tim pengabdian masyarakat menjelaskan bagaimana keluarga harus memahami pola hidup sehat setelah pasien mengalami serangan jantung. Pola makan rendah garam, olahraga ringan teratur, serta kepatuhan minum obat menjadi fokus utama. Banyak pasien yang kambuh bukan karena kurang obat, tapi karena keluarga tidak memahami bagaimana mendukung pasien dalam menjalani gaya hidup sehat.
Selain itu, keluarga juga dilatih untuk mengenali tanda-tanda bahaya yang bisa muncul kembali, seperti nyeri dada mendadak, sesak napas, atau kelelahan ekstrem. Dengan demikian, keluarga bisa segera mengambil tindakan cepat sebelum terlambat.
Tak kalah penting, dukungan psikologis dari keluarga disebut sangat membantu proses rehabilitasi. Pasien pasca serangan jantung kerap mengalami kecemasan dan depresi. Kehadiran keluarga yang sabar, penuh perhatian, dan memberi semangat, terbukti dapat mempercepat pemulihan. Keluarga menjadi obat penenang yang tidak tergantikan. Senyum, motivasi, dan doa yang tulus bisa memberikan kekuatan besar bagi pasien .
Dalam laporan pengabdian tersebut, tim juga mendorong konsep rehabilitasi jantung berbasis rumah. Artinya, perawatan tidak berhenti di rumah sakit, melainkan terus berlanjut di rumah dengan pengawasan keluarga. Aktivitas ringan seperti berjalan kaki bersama, mengontrol asupan makanan harian, hingga mengingatkan jadwal kontrol dokter merupakan bentuk konkret dari rehabilitasi ini.