JAKARTA, HARIANHALUAN.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kejadian bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia selama periode 12–13 Oktober 2025 (pukul 07.00 WIB). Dalam kurun waktu tersebut, tercatat beberapa peristiwa banjir dan kebakaran lahan di sejumlah provinsi.
Sebanyak tiga kejadian bencana banjir terjadi di Provinsi Sumatera Utara. Salah satunya melanda Kota Medan, pada Sabtu malam (11/10) pukul 23.00 WIB. Hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah di Kota Medan menggenangi sejumlah rumah warga. Kenaikan debit air secara tiba-tiba memaksa sekitar 845 warga mengungsi ke tempat ibadah dan sekolah terdekat.
Bencana tersebut melanda delapan kecamatan dan delapan belas kelurahan, yakni Kecamatan Medan Maimun (Kelurahan Aur, Sei Mati, Suka Raja, Hamdan, dan Kampung Baru), Kecamatan Medan Johor (Kelurahan Kwala Bekala, Pangkalan Masyhur, dan Gedung Johor), Kecamatan Medan Petisah (Kelurahan Petisah Tengah), Kecamatan Medan Polonia (Kelurahan Sari Rejo, Anggrung, dan Polonia), Kecamatan Medan Labuhan (Kelurahan Sei Mati, Martubung, dan Pekan Labuhan) Kecamatan Medan Selayang (Kelurahan Beringin), Kecamatan Medan Baru (Kelurahan Titi Rantai), Kecamatan Medan Amplas (Kelurahan Bangun Mulia).
Berdasarkan data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, sebanyak 3.799 kepala keluarga atau 10.841 jiwa terdampak dan 3.361 rumah terendam banjir.
Sebagai langkah awal, BPBD Kota Medan bersama instansi terkait segera melakukan pendataan, pemantauan, dan penanganan di lokasi kejadian. Petugas di lapangan membantu evakuasi sebanyak 69 warga terdampak banjir serta mendata kebutuhan mendesak masyarakat terdampak di pengungsian. Hingga Minggu (12/10), air masih menggenangi rumah warga. Masyarakat di sekitar lokasi banjir diimbau agar tetap siaga apabila terjadi kenaikan debit air secara tiba-tiba.
Beranjak di sebelah timur Kota Medan, banjir terjadi juga di Kota Tebing Tinggi setelah dampak hujan deras dan tanggul Sungai Bahilang di Kecamatan Syahbandar, Kabupaten Serdang Bedagai jebol, pada Minggu (12/10), pukul 12.00 WIB. Peristiwa tersebut merendam dua kecamatan dan empat kelurahan di wilayah Kota Tebing Tinggi, yakni Kecamatan Padang Hulu (Kelurahan Persiakan) dan Kecamatan Tebing Tinggi Kota (Kecamatan Pasar Gambir, Mandailing, dan Pasar Baru).
Selain berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) dan instansi terkait dalam melaksanakan asesmen dan memastikan kebutuhan mendesak warga, BPBD Kota Tebing Tinggi juga berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Serdang Bedagai, Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS II) serta koordinator operator pintu Bendung Bajayu dan Bendung Sibarau. Hal ini untuk mengetahui kondisi dan kenaikan debit air Sungai Padang dan Sungai Bahilang mulai dari daerah hulu sampai ke daerah hilir.
Berdasarkan data sementara dari BPBD setempat, 647 kepala keluarga atau 2.531 jiwa warga terdampak serta 640 rumah terdampak banjir ini. Tinggi muka air berkisar antara 30 – 70 cm. Dilaporkan pada Minggu (12/10), kondisi air di Sungai Bahilang masih tinggi sedang di Sungai Padang normal.
Masih di Sumatera Utara, semakin ke arah timur dari Kota Tebing Tinggi, banjir melanda Kabupaten Batubara tepatnya di Kecamatan Medang Deras pada Sabtu (11/10) pukul 21.00 WIB. Curah hujan yang cukup tinggi memicu banjir di Desa Sei Buah Keras dan Desa Nenassiam dengan ketinggian air 30 – 60 cm.
Berdasarkan data sementara, sebanyak 65 kepala keluarga terdampak. Satu fasilitas pendidikan dan satu Tempat Pemakaman Umum (TPU) juga dilaporkan terendam banjir. Banjir juga merendam 200 meter ruas jalan, 31 hektar lahan persawahan, dan 65 hektar perkebunan sawit. BPBD Kabupaten Batu Bara segera berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kecamatan untuk melakukan pendataan serta penanganan banjir. Saat ini, banjir dilaporkan mulai surut.
Tidak hanya bencana banjir, kejadian kebakaran lahan juga terjadi di Pulau Jawa, yaitu di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur, pada Minggu (12/10) sekitar pukul 09.00 WIB. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwajib. Berdasarkan laporan, kebakaran ini melanda sekitar 3,5 hektare lahan di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan. Tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa ini. Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) BPBD Kabupaten Situbondo beserta tiga unit mobil pemadam kebakaran dari Damkar Kota Situbondo segera bergerak ke lokasi untuk melakukan penyekatan dan pemadaman agar api tidak meluas ke permukiman.
Proses pemadaman dilakukan dengan alat semprot dan metode pengepyokan karena akses menuju titik api sulit dijangkau armada pemadam kebakaran. Upaya ini melibatkan Pusdalops dan TRC PB BPBD Kabupaten Situbondo, Dinas Pemadam Kebakaran dan tiga unit mobil pemadam kebakaran Kota Situbondo, serta personel TNI, Polri, Tagana perangkat Kecamatan Panarukan, dan relawan. Setelah beberapa jam, api akhirnya berhasil dipadamkan pada pukul 13.40 WIB di hari yang sama.
Meski api sudah padam, BPBD Kabupaten Situbondo tetap melakukan pemantauan dan pembasahan di lokasi untuk mencegah munculnya titik api baru. Aparat desa dan masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran lahan, terutama pada musim kemarau panjang seperti saat ini.
BNPB mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti angin kencang, puting beliung, dan hujan dengan intensitas tinggi. BNPB juga menekankan pentingnya tidak melakukan pembakaran lahan dan sampah secara sembarangan karena dapat memicu kebakaran yang sulit dikendalikan. Apabila terjadi bencana, masyarakat diminta segera menghubungi BPBD setempat atau layanan darurat agar penanganan dapat dilakukan secara cepat dan tepat. (*)