Menariknya, seleksi Beasiswa Semesta dilakukan secara transparan dan terbuka tanpa membeda-bedakan daerah asal maupun latar belakang sekolah. Inklusivitas ini menjadi daya tarik tersendiri, karena setiap tahun jumlah pendaftar terus meningkat hingga puluhan ribu. “Kita terbuka dan transparan. Peserta datang dari berbagai daerah, tidak memilih sekolah atau wilayah tertentu,” tegas Halim.
Melalui Beasiswa Semesta, Halim berharap akan lahir lebih banyak generasi yang mampu memanfaatkan pendidikan untuk mengubah hidupnya. Bagi peserta yang belum berkesempatan meraih Beasiswa Semesta SEVIMA tahun ini, Sugianto Halim memberikan semangat sekaligus harapan baru. Ia menjelaskan bahwa SEVIMA tetap membuka peluang bagi mereka untuk berkembang, baik melalui kesempatan bekerja di berbagai perusahaan startup yang telah berkolaborasi dengan SEVIMA, maupun lewat program magang langsung di perusahaan tersebut. Bahkan, bagi yang ingin mencoba kembali di tahun berikutnya, pintu pendaftaran akan tetap terbuka lebar.
“Pendidikan bisa mengubah masa depan seseorang. Orang tua yang hanya tamat SD bisa punya anak lulusan S1 bahkan S2. Itu kekuatan pendidikan,” ujarnya penuh keyakinan.
Sejak diluncurkan pada 2019, Beasiswa Semesta SEVIMA telah membantu lebih dari 100 penerima beasiswa. Sekitar 50 di antaranya kini bekerja di SEVIMA dan sebagian sudah menduduki posisi manajer serta supervisor. Tahun 2025, enam peraih beasiswa melangkah membawa harapan baru bagi dunia pendidikan Indonesia.
Dengan semangat “Revolutionize Education!”, para penerima beasiswa Semesta 2025 kini siap menapaki perjalanan baru: belajar, bekerja, dan berkontribusi bagi negeri. Dari Surabaya, kisah mereka dimulai, kisah tentang mimpi yang tumbuh dari perjuangan, dan pendidikan yang mengubah arah hidup anak bangsa. (*)














