Rabu, 29 Oktober 2025
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA
HarianHaluan.id
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
HARIANHALUAN.ID NASIONAL

Membangun Ketangguhan dari Ketitang Wetan: Upaya BNPB Tangani Dampak Risiko Banjir di Pati

Editor: Atviarni
Rabu, 29/10/2025 | 04:36 WIB
ShareTweetSendShare

JAWA TENGAH, HARIANHALUAN.ID – Setiap musim penghujan datang, warga Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, selalu dibayangi tamu yang tak diharapkan: Banjir. Bencana yang dipicu oleh fenomena cuaca itu menjadi mimpi yang selalu mengusik ketenangan. Seluruh warga tak bisa tidur nyenyak.

Sebagian dari mereka mencoba berdamai dengan meninggikan lantai dasar berharap banjir tak sampai mengetuk pintu. Namun, sering kali genangan air berhasil membobol rumah. Kejadian itu pun dapat berulang tiga sampai empat kali dalam setahun.

Pada hari Kamis (23/10), bayangan kelam itu benar-benar datang. Langit nyaris tak berhenti menumpahkan isinya selama tiga hari tiga malam. Sungai Widodaren yang melingkar memeluk desa kehilangan daya tampung. Hujan di wilayah hulu Pegunungan Kapur Utara yang keropos turut membebani sungai yang tampak letih.

Menurut warga, Sungai Widodaren dulunya perkasa. Dia memiliki dua anak cabang, pertama Sungai Kaligedong yang mengalir ke arah barat melewati Desa Raci, kedua Sungai Kaliombo ke arah timur melintas Desa Ketitang Wetan. Meski berbeda arah aliran, tetapi tetap satu tujuan: Laut Jawa.

Seiring berjalannya waktu, kemampuan Sungai Kaligedong menyusut. Sedimentasi terus mengikis aliran air, merenggut martabatnya sebagai sungai yang memberikan kehidupan masyarakat setiap musim tanam tiba.

Saat sedimen bertambah, aliran Sungai Widodaren yang terbelah dua menjadi terpusat di satu aliran: Kaliombo. Beban Sungai Kaliombo pun menjadi berat. Air hujan dan kiriman dari hulu tak tertampung. Menurut kesaksian perangkat desa, tinggi muka pada hari Jumat (24/10) telah melebihi tanggul hingga mencapai 90 sentimeter. Mirisnya, sebagian besar rumah warga berada di bawah tanggul.

Delapan titik tanggul pun akhirnya jebol. Airnya mengepung seluruh desa seisinya. Lebih dari 2.500 jiwa terdampak. Seluruh rumah terendam dengan tinggi muka air antara 50-100 sentimeter. Anak-anak tak bisa pergi ke sekolah, para petani terpaksa menggantung cangkul dan memilih untuk menyelamatkan harta benda. Seolah harus pasrah menerima mimpi buruk yang menjadi kenyataan.

Nestapa yang dialami warga Ketitang Wetan menjadi perhatian pemerintah pusat. Pada hari Selasa (28/10), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto atas arahan Presiden Prabowo Subianto, memerintahkan Direktorat Dukungan Sumber Daya Darurat (DSDD), untuk hadir mendukung dan membersamai warga Desa Ketitang Wetan.

Selepas petang, Balai Desa Ketitang Wetan menjadi lokasi pertemuan antara BNPB dengan warga. Pada momentum yang akrab itu, warga menumpahkan segala rasa. Kepada Direktur DSDD, Agus Riyanto yang didampingi Unsur Pengarah, Rahmawati Husein, Tenaga Ahli BNPB, Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah dan Kepala BPBD Kabupaten Pati, warga tidak meminta apapun, kecuali hanya berharap dua hal. Pertama memiliki tanggul permanen sebagai benteng pelindung kehidupan di rumah sendiri, kedua normalisasi Kaligedong.

Mendengar aspirasi tersebut, Direktur DSDD Agus Riyanto memahami apa yang menjadi keresahan warga. Kepada mereka, Agus mengatakan bahwa, BNPB bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemkab Pati berkomitmen akan mengupayakan seluruh rangkaian upaya penanganan mulai dari jangka pendek, menengah dan jangka panjang.

Pada fase jangka pendek, dukungan yang akan diberikan meliputi; pemenuhan kebutuhan dasar, perbaikan dan penguatan tanggul termasuk sarana serta prasarana yang terdampak.

Perbaikan dan penguatan tanggul secara bertahap telah dilakukan oleh pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serang, Lusi dan Juana. Sementara secara paralel, BNPB telah mendukung Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) sejak dua hari yang lalu.

Metode ini dilakukan sebagai opsi untuk mengelola cuaca agar hujan tidak jatuh ke wilayah terdampak, maupun wilayah hulu sungai. Hal ini penting dilakukan, sebab, perbaikan dan penguatan tanggul memerlukan terik yang konsisten tanpa tertutup awan maupun hujan.

Kedua, sebagai solusi jangka menengah, BNPB akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mitigasi struktural maupun non struktural. Sebagai gambaran, dukungan struktural ini meliputi penguatan tanggul secara permanen hingga mencakup normalisasi sungai.

Sedangkan bentuk dukungan non struktural akan dilakukan melalui penguatan kapasitas masyarakat melalui program Desa Tangguh Bencana (Destana).

BNPB memahami bahwa upaya ini akan membutuhkan waktu sampai benar-benar terealisasi, oleh sebab itu diperlukan dukungan dari seluruh pihak, termasuk masyarakat itu sendiri.

Selanjutnya untuk jangka panjang, mitigasi berbasis ekologi akan menjadi bagian penting yang tak terpisahkan. Wajah wilayah hulu sungai Widodaren yang berada di lereng Pegunungan Kapur Utara telah banyak berubah dalam beberapa dekade terakhir.

Praktik alih fungsi lahan hingga eksplorasi secara liar dapat mengancam lingkungan sehingga dapat memicu terjadinya bencana yang lebih besar ke depannya. Pengembalian marwan hulu sebagai daerah resapan air akan dilakukan melalui sinergi antar lintas kementerian/lembaga yang terkait, termasuk peran masyarakat.

Di ujung pertemuan singkat penuh hangat. BNPB menyerahkan bantuan logistik dan peralatan kepada warga yang tengah berjuang untuk bangkit. Satu paket berisi selimut, beras, hygiene kit, kebutuhan bayi dan balita serta sembako pun dibawa pulang kembali ke rumah masing-masing dengan perasaan yang lebih baik.

Di bibir sungai Kaliombo, beton yang tekoyak terlihat seperti luka menganga yang belum sepenuhnya kering. Seolah ingin berkata bahwa alam memiliki kodratnya sendiri, dan manusia harus dapat hidup berdampingan dengannya.

Melalui dukungan lintas sektor, BNPB berharap seluruh upaya yang dilakukan dapat memulihkan kondisi warga Desa Ketitang Wetan secara menyeluruh. Penanganan tanggul, normalisasi sungai, hingga pemulihan lingkungan hulu akan menjadi bagian dari langkah berkelanjutan untuk mengurangi risiko bencana di wilayah tersebut.

BNPB mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus memperkuat kesiapsiagaan dan membangun budaya sadar bencana di lingkungan masing-masing. Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, tanggul kehidupan di Ketitang Wetan bukan hanya akan berdiri di tepian sungai, tetapi juga di hati setiap warganya. (*)

Tags: BencanaBNPB
ShareTweetSendShare

BacaJuga

Bulog Perkuat Kolaborasi Jaga Stabilitas Harga Pangan

Bulog Perkuat Kolaborasi Jaga Stabilitas Harga Pangan

Selasa, 28/10/2025 | 20:15 WIB
Rakor Penanganan Bencana : Kepala BNPB Komitmen Perkuat Upaya Mitigasi di Aceh

Rakor Penanganan Bencana : Kepala BNPB Komitmen Perkuat Upaya Mitigasi di Aceh

Selasa, 28/10/2025 | 19:49 WIB
Enam Siswa Bertalenta Raih Beasiswa Semesta 2025, Kuliah Gratis di ITS & BINUS

Enam Siswa Bertalenta Raih Beasiswa Semesta 2025, Kuliah Gratis di ITS & BINUS

Selasa, 28/10/2025 | 19:03 WIB
Para Inovator Memperkenalkan Terobosan Inovasi Plastik di IPPIN

Para Inovator Memperkenalkan Terobosan Inovasi Plastik di IPPIN

Selasa, 28/10/2025 | 18:26 WIB
Pemda dan BUMD Kini Bisa Ngutang ke Pusat

Pemda dan BUMD Kini Bisa Ngutang ke Pusat

Selasa, 28/10/2025 | 18:01 WIB
Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Indonesia pada Tanggal 28 Oktober 2025

Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana di Indonesia pada Tanggal 28 Oktober 2025

Selasa, 28/10/2025 | 13:22 WIB

HALUANePaper

Digital Interaktif.

Edisi 1 Januari 1970

HALUANOPINI

Memungsikan Surau, Menghidupkan Umat
OPINI

Memungsikan Surau, Menghidupkan Umat

Selasa, 28/10/2025 | 18:23 WIB

SelengkapnyaDetails
PHK Tanpa Pesangon, Cermin Buram Etika Bisnis Masa Pandemi

PHK Tanpa Pesangon, Cermin Buram Etika Bisnis Masa Pandemi

Selasa, 28/10/2025 | 15:20 WIB
Mau Dibawa ke Mana Ijazah Kita?

Mau Dibawa ke Mana Ijazah Kita?

Selasa, 28/10/2025 | 07:56 WIB
Implementasi Inovasi Kreatif di Sumatera Barat

Implementasi Inovasi Kreatif di Sumatera Barat

Senin, 27/10/2025 | 11:20 WIB
Siklus Pembangunan yang Inklusif

Siklus Pembangunan yang Inklusif

Senin, 27/10/2025 | 10:17 WIB

HALUANTERPOPULER

  • Sumatera Barat, Negeri Lulusan Doktor yang Tak Punya Lapangan Kerja

    Sumatera Barat, Negeri Lulusan Doktor yang Tak Punya Lapangan Kerja

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merasa Tidak Dihargai, PWI Dharmasraya Kecewa dengan Perlakuan Pemkab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Wabup Dharmasraya Klarifikasi soal Kegaduhan di Medsos

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kumpulan Puisi Terbaik Karya Najla Nazihah, Siswi SMP Al Ishlah Bukittinggi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Merantau: Jalan Panjang Anak Minang Menjemput Ilmu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
HarianHaluan.id

Kantor Redaksi dan Bisnis:
Jln. Prof Hamka (Komp. Bandara Tabing - Lanud St. Syarir) - Kota Padang - Sumatera Barat (25171)

  [email protected]

  Redaksi: 08126888210 (Nasrizal)
  Iklan: 081270864370 (Andri Yusran)

Instagram Harianhaluan Post

  • BUKITTINGGI, HARIANHALUAN.ID – Peristiwa kebakaran kembali terjadi di Jalan Hafid Jalil Kelurahan Tarok Dipo, Kecamatan Guguk Panjang, Kota Bukittinggi, Selasa, (28/10/2025) sekitar pukul 11,15 WIB.Beberapa unit rumah terbuat dari kayu diperkirakan habis dilalap si jago merah. Sejumlah mobil mobil Pemadam Kebakaran (Damkar) kesulitan memadamkan api karena rumah berada pada gang yang sempit.Sejumlah Damkar dari Kota Bukittinggi dan Kabupaten Agam saat ini masih berjibaku memadamkan api yang berada perumahan padat penduduk. Petugas pemadam berusaha meminimalisir kebakaran agar tidak menyebar ke rumah yang lain.Selengkapnya di link https://harianhaluan.id/peristiwa/hh-138007/kebakaran-di-guguk-panjang-bukittinggi-sejumlah-rumah-dari-kayu-habis-dilalap-api/
  • PESISIR SELATAN, HARIANHALUAN.ID — Seorang ibu muda di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), berinisial RR (32), warga Kampung Sariak, Nagari Rawang Gunung Malelo, Kecamatan Sutera, meninggal dunia setelah seminggu sebelumnya diduga meminum racun rumput merek Roundup. Korban meninggal di Puskesmas Surantih, Minggu (26/10) pagi.Informasi yang dihimpun, korban sempat dirawat di RSUD M. Zein Painan selama beberapa hari setelah kejadian, sebelum akhirnya diperbolehkan pulang. Namun, napas korban kembali sesak pada Minggu dini hari dan akhirnya meninggal sekitar pukul 08.00 WIB di puskesmas.Kepala Kampung Sariak, Saprianto, membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, RR merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suaminya bekerja sebagai buruh pembuat gambir. Pasangan ini memiliki empat orang anak, masing-masing berusia 2 tahun, dua orang masih duduk di sekolah dasar, dan satu pelajar SMP berusia 15 tahun.Selengkapnya di link https://harianhaluan.id/peristiwa/hh-137867/tragis-ibu-empat-anak-di-pessel-nekat-minum-racun-diduga-karena-terlilit-utang/

Follow Us

  • Index
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

HarianHaluan.id © 2025.

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • UTAMA
  • EkBis
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • SUMBAR
    • AGAM
    • BUKITTINGGI
    • DHARMASRAYA
    • KAB. SOLOK
    • KOTA SOLOK
    • KAB. LIMAPULUH KOTA
    • MENTAWAI
    • PADANG
    • PADANG PANJANG
    • PADANG PARIAMAN
    • PARIAMAN
    • PASAMAN
    • PASAMAN BARAT
    • PAYAKUMBUH
    • PESISIR SELATAN
    • SAWAHLUNTO
    • SIJUNJUNG
    • SOLOK SELATAN
    • TANAH DATAR
  • OPINI
  • PENDIDIKAN
    • KAMPUS
      • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
      • POLITEKNIK ATI PADANG
      • POLITEKNIK NEGERI PADANG
    • SASTRA BUDAYA
  • PARIWISATA
  • WEBTORIAL
  • PILKADA SUMBAR
  • INSPIRASI
  • RAGAM
    • PERISTIWA
    • HIBURAN
    • KESEHATAN
    • LIFESTYLE
    • OTOMOTIF
    • RANAH & RANTAU
      • KABA RANAH
      • KABA RANTAU
    • PRAKIRAAN CUACA

HarianHaluan.id © 2025.