Sejarawan dunia Yuval Noah Harari pernah menyebutkan,”Informasi yang mengandung kejelasan akan menjadi kekuatan.” Kalau dibalikkan tafsirnya menyikapi perkembangan hari ini, bisa disimpulkan,”Informasi yang tidak jelas, yang dangkal, bias, kacau bahkan palsu dan bohong akan menjadi kelemahan.” Informasi jenis ini bisa menjadi virus yang daya rusaknya bisa lebih ganas lagi dari Covid-19. Masyarakat, publik, bangsa ini akan jadi tumpul karena logika dan nalarnya kacau atau bisa jadi hang akibat mengonsumsi informasi yang rusak itu.
Informasi Berkualitas
Hari ini, masyarakat pers dan kita semua berada pada era VUCA. Era yang penuh dengan volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity. VUCA pengertian praktisnya adalah sebuah kondisi ketika perubahan terjadi super cepat, tidak pasti, kompleks dan ambigu yang disebabkan transformasi digital atau teknologi. Jangankan mengatasinya, memahaminya pun begitu rumit.
Di sinilah tantangan pers hari ini. Di tengah era VUCA dan badai disrupsi digital yang tengah menggila ini, masih mampukah media arus utama melahirkan informasi yang berkualitas? Informasi yang baik, yang jelas, yang bermanfaat, yang bisa memetakan persoalan secara mendalam dan komprehensif sehingga bisa dijadikan dasar mengambil keputusan.
Saya termasuk orang yang optimistis, bahwa pers, termasuk pers di daerah, masih mampu memproduksi informasi yang berkualitas. Asal punya kesadaran dan kemauan yang kuat plus kerja keras, kerja cerdas, inovatif dan kolaboratif, media arus utama akan bisa melahirkan informasi yang baik, yang jelas dan bermanfaat untuk publik.
Saya juga orang yang percaya, di balik setiap tantangan, sesungguhnya tersembunyi peluang. Sebagai orang yang beriman, kita meyakini janji Allah yang memastikan, “Maka sesungguhnya bersama kesulitan, itu ada kemudahan. Sesungguhnya, bersama kesulitan, ada kemudahan.” (QS Asy-Syarh: 5-6).
Menurut CEO Maine Today Media, Lisa de Sisto, pada era VUCA dan digital ini, jurnalisme dan surat kabar menjadi sangat penting melebihi era-era sebelumnya. Ketika banyak informasi yang tidak terverifikasi, surat kabar dengan jurnalisnya yang kompeten diperkuat dengan saringan berlapis di ruangan redaksinya, akan bisa menghasilkan informasi yang akuntabel.
Apalagi jika perusahaan media dan wartawannya adalah orang-orang yang paham dan taat UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Dapat dipastikan, produk pers-nya, baik dan bermanfaat.