Oleh : Irwan Natsir (Sekretaris Umum Yayasan Thawalib)
Senin, 16 Mei 2022 diadakan acara peringatan 111 tahun Perguruan Thawalib yang diselenggarakan Yayasan Thawalib secara sederana namun memiliki makna tersendiri. Selain pemberian penghargaan kepada guru yang lama mengabdi di Perguruan Thawalib, ada makna yang hendak disampaikan dibalik acara peringatan tersebut, yakni memaknai sejarah Thawalib dalam perspektif spirit pembahruan.
Salah satu spirit yang ada dalam Perguruan Thawalib yakni spirit melakukan pembaharuan. Spirit ini diperlihat secara nyata oleh Syek Abdul Karim Amrullah ketika memimpin Thawalib tahun 1911 dengan melakukan pembaharuan sistim pendidikan dari halaqah menjadi klasikal.
Perubahan yang dilakukan yakni dari sistim pendidikan duduk bersila dengan guru duduk di tengah itu, menjadi sistim klasikal yakni belajar dengan menggunakan meja, kursi, kurikulum dan dibuatnya kelas.
Pembaharuan yang digagas oleh Inyik DR tersebut pada waktu itu, membuat Sumatera Thawalib disebut sebagai lembaga pendidikan Islam modern pertama zaman Hindia Belanda.
Jika dicermati spirit pembaharuan tersebut menjadi kekuatan bagi perjalanan Thawalib sampai saat ini dalam menjalankan misi sebagai lembaga pendidikan Islam.
Untuk itu, memaknai 111 tahun Perguruan Thawalib, adalah bagaimana spirit spirit pembaharuan tersebut bisa dilakukan dalam konteks zaman saat ini. Pembaharuan yang semakin memperkuat eksistensi terhadap pengelolaan Perguruan Thawalib itu sendiri.