HARIANHALUAN.ID – Pada Juli 2019, tepatnya tanggal 6 silam merupakan merupakan hari bersejarah bagi Kota Sawahlunto dan Provinsi Sumatra Barat itu. Sebuah momen penting dan mungkin akan menjadi pijakan awal bagi kota yang berjarak 100 km dari Ibukota Provinsi, Kota Padang untuk memajukan pariwisata.
Kota Sawahlunto ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO di Baku, Azerbaijan dan langsung dihadiri Wali Kota Deri Asta dan Gubernur Sumbar kala itu, Irwan Prayitno.
Ombilin Coal Mining Heritage Sawahlunto (OCMHS) atau disebut juga Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) adalah nama penghargaan tertinggi dunia tersebut. Nama besar ini tentunya digadang gadang bisa memajukan pariwisata Sawahlunto.
Namun sayang, kurang dari setahun berselang, dunia diterpa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini. Segala aspek terguncang. Ekonomi, sosial, budaya, kebiasaan dan tak terkecuali pariwisata.
Kini, pariwisata dunia kembali membangun tapak kaki yang tergerus akibat pandemi. Mulai dari promosi besar-besaran hingga memberikan subsidi bagi turis. Lalu, bagaimana dengan Kota Sawahlunto?
Kepala Bidang Permuseuman dan Peninggalan Bersejarah, Dinas Kebudayaan, Permuseuman dan Peninggalan Bersejarah Kota Sawahlunto, Rahmat Gino Sea Games menjelaskan, guna mengembangkan warisan dunia Sawahlunto ini dimulai dari membangun pemahaman masyarakat di area situs OCMHS.