Ia menekankan, aktivitas pariwisata, sangat dipengaruhi dan erat kaitannya dengan situasi perekonomian dan pendapatan masyarakat di suatu daerah. Artinya, jika ekonomi masyarakat dan negara membaik, sektor pariwisata pasti akan menggeliat dengan sendirinya.
“Meski saat ini sektor pariwisata Sumbar sudah banyak perbaikan perbaikan dan pembaharuan, namun saya kira jumlah kunjungan wisata kita masih belum seperti sebelum pandemi. Kuncinya memang jumlah wisatawan. Jika ekonomi dan pendapatan membaik, wisatawan akan datang dengan sendirinya,” ucapnya.
Hefrizal menekankan, dalam upaya membangkitkan kembali sektor pariwisata Sumbar yang sempat mati suri lantaran diterpa pandemi Covid-19 lalu. pemerintah daerah mesti terus membenahi sejumlah aspek penting pariwisata.
Pembenahan meliputi peningkatan kualitas destinasi wisata, pembenahan aspek keramahtamahan bagi pengunjung dan wisatawan, hingga penyelesaian persoalan sampah yang hingga saat ini masih jadi penyakit klasik pariwisata Sumbar hampir di seluruh daerah.
“Khusus soal keramah tamahan dan masalah sampah ini, kita memang perlu gerakan bersama. Sebab bagaimana caranya kita menjadi daerah wisata jika sampah masih berserakan dan masyarakat kita masih kurang cinta kebersihan,” ujarnya.
Sementara itu, Pakar Pariwisata Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatra Barat Mochammad Abdi menilai, kinerja sektor pariwisata yang menunjukkan pertumbuhan positif di tahun ini juga didukung dengan pencanangan tahun kunjungan wisata bertajuk Visit Beautiful West Sumatra (VBWS 2023).