Teks Foto: Kegiatan Keminangkabauan yang dilaksanakan di SD 38 Seberang Padang Selatan pada hari Selasa. (Putri Meri Yanti Pertiwi)
PADANG, HARIANHALUAN.ID – Sekolah Dasar Negeri 38 Seberang Padang Selatan menunjukkan antusiasme tinggi dalam melaksanakan kegiatan muatan lokal Keminangkabauan yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Padang.
Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa dan guru di lingkungan sekolah dan dilaksanakan secara rutin setiap hari Selasa. Siswa perempuan setiap Selasa memakai tingkuluak tanduak dan laki – laki memakai kain sarung.
Kepala SDN 38 Seberang Padang Selatan, Nelti Efrida, menyatakan kebanggaannya atas partisipasi aktif para siswa dan guru. Ia menilai kegiatan ini sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai budaya Minangkabau sejak dini.
“Kami sangat bangga dan antusias dengan adanya kegiatan ini. Anak-anak diajarkan berbudaya Minangkabau, mulai dari mengenakan baju basiba, hingga tingkuluak tanduak, yaitu salah satu penutup kepala wanita Minangkabau yang menyerupai tanduk,” ujarnya kepada Haluan, Selasa (22/7).
Pada setiap pelaksanaan Selasa Keminangkabauan, seluruh aktivitas dilakukan dengan nuansa lokal, guru dan siswa mengenakan pakaian adat Minangkabau.
Siswa membawa makanan tradisional dari rumah, dan guru pun ikut berpartisipasi. Salah satu guru akan menjelaskan asal-usul dan makna dari makanan tersebut di lapangan.
Pada kegiatan tersebut para siswa dan guru menggunakan bahasa Minang. Para siswa diajarkan bagaimana berbicara secara sopan kepada guru dan teman sebaya dalam bahasa daerah.
Pada kegiatan diawali dengan pertunjukan seni, seperti Tari Batok dan Tari Indang, yang dipandu oleh guru seni budaya Minangkabau. Suasana berlangsung meriah dan penuh semangat.
Selain itu, pada jam istirahat, siswa diajak bermain permainan tradisional Minangkabau, seperti congklak, tali, dan engrang. Permainan ini merupakan warisan budaya yang telah lama dimainkan oleh generasi anak-anak Minang secara turun-temurun.
“Kami berharap melalui kegiatan Keminangkabauan ini, siswa dapat tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter, sesuai dengan filosofi adat Minangkabau: adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Para guru sangat mendukung, karena kegiatan ini membentuk karakter pelajar yang baik dan berbudaya,” tutup Nelti Efrida. (*)