PADANG, HARIANHALUAN.ID – SMP Negeri 4 Padang merupakan salah satu sekolah menengah pertama unggulan di Kota Padang yang dikenal tak hanya berprestasi, tetapi juga memiliki sejarah panjang dan keunikan tersendiri. Sekolah yang beralamat di Jalan Pulau Karam, Kampung Pondok ini menorehkan banyak prestasi, baik di bidang akademik maupun nonakademik, mulai dari juara nasional cabang Kick Boxing hingga prestasi di bidang keimanan dan ketakwaan (Imtaq).
Kepala SMP Negeri 4 Padang, Rohabdi Rusdan, mengungkapkan bahwa sekolah yang dipimpinnya memiliki karakter unik karena siswanya berasal dari berbagai latar belakang etnis. “Sekitar 10 persen siswa kami adalah nonpribumi. Selain etnis Minang yang mendominasi, ada juga siswa keturunan Tionghoa, Batak, Nias, dan India,” ujarnya saat diwawancarai Haluan.
Menariknya, SMPN 4 Padang awalnya merupakan sekolah Tionghoa bernama Shin Hoa, yang berdiri pada 25 Mei 1960 dan diresmikan pada tahun 1961 di Jalan Jenderal Sudirman. Kepala sekolah pertamanya adalah Lie Koen Bie(1960–1962). Namun, pada tahun 1965, saat peristiwa G30S/PKI (Gestapu), sekolah tersebut sempat dibakar sehingga kemudian dipindahkan ke Pulau Karam dan menempati bekas gedung Sekolah Shin Hoa yang diambil alih oleh KAMI/KAPPI.
“Sejarah ini saya telusuri dari salah satu murid angkatan pertama, yang orang tuanya dulu merupakan wakil kepala sekolah sekaligus pengajar di lokasi lama,” jelas Rohabdi.
Bangun Ulang Fasilitas, Tarik Kembali Minat Etnis Nonpribumi
Pria yang akrab disapa Pak Ong ini sebelumnya merupakan guru di SMK 4 (dulu SMSR) sejak 1995. Ia dipercaya menjadi kepala SMPN 33 selama tujuh tahun sebelum memimpin SMPN 4 pada 2023. Selama 2,5 tahun terakhir, ia berfokus membenahi sarana dan prasarana agar sekolah kembali diminati masyarakat sekitar, termasuk etnis nonpribumi.
“Sudah sepuluh ruang kelas kami bangun ulang agar siswa lebih nyaman belajar. Toilet, pagar, dan gerbang juga kami perbaiki. Alhamdulillah, tiga kali kami mendapat bantuan pembangunan ruang kelas baru (RKB), jumlah siswa meningkat, dan kini mulai banyak siswa nonpribumi kembali bersekolah di sini,” tuturnya.
Ia menegaskan, kenyamanan belajar sangat penting untuk mendukung program unggulan Wali Kota Padang, Fadly Amran, yakni Padang Juara. “Anak-anak harus mendapatkan ruang belajar yang representatif, aman, dan nyaman,” tambahnya.
Program Inovatif “Gempar” dan Fokus pada Pelayanan
SMPN 4 Padang juga memiliki program unggulan bernama “Gempar” (Gerakan Melayani Parenting), yang berfokus pada pelayanan dan kolaborasi dengan orang tua siswa. Melalui program ini, orang tua turut berperan dalam menciptakan ruang belajar yang bersih, nyaman, dan ber-AC.
“Kesepakatannya, orang tua hanya berkontribusi sekali sampai anak lulus. Kami juga menyediakan asuransi bagi siswa dengan biaya sangat terjangkau, hanya Rp30 ribu per tahun. Selain itu, sekolah juga memfasilitasi tempat yang nyaman sebagai ruang tunggu orang tua saat menjemput anak-anak pulang sekolah”, jelas Pak Ong
Selain itu, ia menekankan pentingnya etika dan pelayanan di lingkungan sekolah. “Kami menanamkan agar seluruh warga sekolah menghargai tamu, melayani orang tua dengan baik, dan guru mengajar dengan sepenuh hati. Jika ada nilai siswa yang belum tuntas, guru wajib membimbingnya hingga tuntas,” tegasnya.
Saat ini, SMPN 4 Padang memiliki 22 ruang kelas, laboratorium TIK dan IPA, serta perpustakaan yang cukup representatif. Dalam waktu dekat, sekolah juga berencana membangun mushola di bagian depan sekolah dengan bantuan Dana Pokir dari salah satu anggota DPRD Kota Padang.
Dengan sejarah panjang dan semangat pembaruan yang terus digelorakan, SMP Negeri 4 Padang kian mantap menapaki langkah menuju sekolah unggulan berkarakter multikultural di Kota Padang. (*)

Kepala SMP Negeri 4 Padang, Rohabdi Rusdan