Ia menyebut, adiknya dirawat di rumah dalam kondisi luka bakar disertai gizi buruk, anemia dan hipokalemia. Pada kesempatannya, ia juga memperlihatkan surat rujukan pulang dari RS M Djamil yang disertai diagnosa penyakit Aldelia.
Kisah Aldelia menjadi viral, sehingga mendapatkan perhatian dari pemerintah Kabupaten Padang Pariaman. Usai Bupati menyambangi kediaman Aldelia, bocah tersebut berhasil dirujuk kembali ke ruma sakit.
“Dari pemerintah, Aldelia dibawa ke RSUD Kabupaten Padang Pariaman untuk dirawat. Sekitar satu mingguan, kondisi adik saya mulai membaik, Hb dan trombositnya sudah berangsur naik,” papar Madona.
Kondisi yang membaik tersebut tidak disertai dengan keadaan luka bakar di tubuh Aldelia. Luka bakar di tubuh bocah kelas empat SD itu disebut makin parah, sehingga harus menjalani operasi bedah plastik.
“Aldelia kembali dirujuk ke RS M Djamil untuk bedah plastik karena kondisi lukanya yang makin parah. Pada bagian tumit yang semula tidak kenapa-kenapa, jadi tertular luka,” kata kakak sepupunya itu.
Selama dirawat di RS M Djamil, Aldelia berakhir kritis. Sebelum meninggal, kakak kandungnya yang saat itu menunggui Aldelia sempat mengadu kepada perawat karena adiknya tidak bangun seharian.
“Saat diadukan, perawat hanya bilang kalau adik sepupu saya lagi tidur karena kecapean tanpa mengecek keadaannya. Waktu tahu adik saya sudah henti jantung, baru semuanya kalang kabut, padahal kakaknya yang menjaga sudah marah-marah,” jelas Madona.
Aldelia dinyatakan meninggal dunia saat mendapat perawatan di HCU RS M Djamil Padang, Selasa (21/5). (*)