HARIANHALUAN.ID – Pilihan Raya Umum (PRU) atau Pemilu ke-15 Malaysia yang digelar 19 November ini akan menjadi pertarungan empat penjuru koalisi partai untuk memperebutkan lebih 65 persen pemilih Melayu Semenanjung, serta Bumiputra Sabah dan Sewarak dari 21,17 juta pemilih terdaftar.
Koalisi yang paling banyak merebut suara pemilih Melayu berpeluang membentuk Pemerintahan Melaysia selanjutnya. Calon perdana menteri (PM) yang diajukan koalisi juga akan ikut menentukan kemenangan.
Keempat koalisi itu adalah Barisan Nasional (BN) dengan calon PM Ismail Sabri Yaakob, Pakatan Harapan (PH) dengan calon PM Anwar Ibrahim, Perikatan Nasional (PN) dengan calon PM Muhyiddin Yassin, dan Gerakan Tanah Air (GTA) yang dipimpin Mahathir Mohamad.
Berbeda dengan pemilu sebelumnya di mana hanya ada dua partai atas koalisi besar yang bertanding, PRU ke-15 ini nampaknya akan lebih seru dengan adanya empat koalisi yang akan saling bertembung.
Keempat koalisi ini sama-sama memajukan tekad untuk sebanyak-banyaknya merebut suara pemilih Melayu. Kebetulan pula, pemimpin keempat koalisi ini sama-sama tokoh Melayu yang pernah menjadi pimpinan UMNO, Partai Kebangsaan Melayu Bersatu, yang selama 60 tahun hingga 2018 menguasai politik dan Pemerintahan Malaysia.
Ismail Sabri, PM sementara saat ini, adalah Wakil Presiden UMNO. Anwar Ibrahim, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) dan pemimpin PH, adalah mantan Timbalan Presiden UMNO dan bekas PM yang dipecat Mahathir Tahun 1998. Muhyiddin Yassin pernah jadi Timbalan PM dan Deputi Presiden UMNO masa Abdullah Ahmad Badawi.