AGAM, HARIANHALUAN.ID – Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sumatera Barat sejak awal tahun terus menimbulkan kekhawatiran, terutama bagi masyarakat Kampung Pinang, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam.
Sekitar 10 hektare lahan pertanian yang terdiri dari sawah dan kebun warga di daerah tersebut kini terancam banjir bahkan hilang akibat erosi yang terjadi di aliran Sungai Batang Sitalang.
Enal Efrianto, salah seorang petani setempat, mengaku resah jika hujan deras kembali mengguyur wilayah itu. Sawah yang menjadi sumber penghasilannya bisa saja kembali tergenang air seperti beberapa waktu lalu.
“Kalau hujan lebat turun, saya khawatir sawah ini bakal tergenang lagi atau bisa saja hilang. Airnya bisa merusak tanaman padi yang sudah mulai menguning. Takut gagal panen kami nanti,” katanya saat ditemui di pinggir sawah miliknya, Jumat (25/4).
Menurutnya, kondisi ini sudah berlangsung sejak awal tahun, tepatnya setelah hujan deras mengguyur Kampung Pinang pada Januari lalu. Saat itu, air sungai meluap dan membanjiri lahan pertanian warga.
Sementara itu Wali Nagari Kampung Pinang, Roni, S.AP saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pada Januari 2025 lalu, sekitar 10 hektare lahan pertanian milik warga sempat terendam banjir akibat meluapnya Sungai Batang Sitalang.
“Benar, kejadian ini bermula dari cuaca ekstrem awal tahun. Kurang lebih 10 hektare sawah dan perkebunan warga terdampak banjir saat itu,” ujar Roni.
Ia menjelaskan, salah satu penyebab utama meluapnya air sungai adalah terjadinya erosi pada dinding aliran Sungai Batang Sitalang. Erosi itu menyebabkan aliran air menyimpang dan masuk ke lahan pertanian warga.
“Erosi di sepanjang aliran Sungai Batang Sitalang membuat sungai tidak mampu menahan debit air saat hujan deras. Akibatnya, air meluap dan merendam sawah serta kebun masyarakat,” jelasnya.
Melihat kondisi yang semakin mengkhawatirkan, pihak nagari telah berupaya melakukan pencegahan dengan menyurati pemerintah daerah melalui bupati.
“Kami sudah mengirimkan surat kepada pihak terkait, berharap ada upaya untuk mencegah banjir yang dikhawatirkan warga,” ungkap Roni.
Ia menambahkan bahwa warga Kampung Pinang sangat berharap agar ada perbaikan fisik di sepanjang aliran sungai, seperti pembangunan bronjong atau penguatan tebing sungai agar erosi tidak semakin parah. (*)