HARIANHALUAN.id – Pembangunan jembatan Ranah Palabi sangat mengganggu akses utama masyarakat yang hendak beraktifitas. Hal itu terjadi akibat curah hujan tinggi dan debit air besar.
Seperti pada Rabu (12/10), kendaraan yang hendak melintas tidak bisa akibat jembatan alternatif yang digenangi air setinggi hampir 80 sentimeter.
Menurut warga Tabek Penyubarangan, setiap kali curah hujan tinggi pada malam hari, masyarakat umumnya tidak bisa berakses dari arah Timpeh menuju Sitiung dan sebaliknya. Padahal katanya, satu satu akses jalan yang dekat harus melewati jembatan yang sedang di bangun itu.
Ada juga warga yang memaksakan untuk melintas sedangkan mobilnya rendah, akibatnya mobil tersebut mati ditengah jembatan dan harus ditarik, begitu pula warga masyarakat yang menggunakan sepeda motor.
“Bahkan kami tidak bisa masuk kerja, kalau harus memutar sangat jauh, kami harus ke Padang Laweh dan muncul di Koto Baru, sedangkan kami bekerja di Sitiung,” ungkap warga itu.
Seharusnya, kontraktor atau perencana membuat jembatan alternatif yang lebih tinggi, apalagi penyumbatan juga terjadi pada tiang tiang penyangga jembatan yang sedang di bangun.