PADANG, HARIANHALUAN.ID– Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau Padang Pariaman, Desindra Deddy Kurniawan menyebut, musim kemarau di Sumatera Barat sudah berlangsung sejak pertengahan Mei 2025. Juni menjadi bulan dengan lonjakan titik api signifikan.
“Selama bulan Juni, titik api di Sumbar cukup banyak. Tertinggi pada 2 Juni ada 136 titik, kemudian 21 Juni ada 69 titik, dan 24 Juni sebanyak 61 titik,” terang Desindra.
Sisanya, jumlah titik api harian tercatat di bawah 60 titik. Angka tersebut tetap menjadi alarm bahaya bagi wilayah-wilayah rawan kebakaran.
Desindra menegaskan pentingnya kewaspadaan selama Juli hingga Agustus, karena masa itu diprediksi sebagai puncak kemarau dengan kelembapan rendah.
“Jika tak ditangani serius, potensi karhutla bisa makin meluas dan membahayakan lingkungan serta aktivitas masyarakat,” ujarnya. (*)