“Dahului” Pariaman, Tabuik Dihoyak di Padang Panjang
HARIANHALUAN.id – Kendati Festival Budaya Tabuik di Kota Pariaman baru akan diselenggarakan pada 14 Agustus mendatang, namun di Kota Padang Panjang sudah lebih dulu mengoyak Tabuik tersebut.
Adalah sejumlah anak muda yang tergabung dalam Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Kota Padang Panjang yang menghoyak-hoyak Tabuik ini di Jalan Sudirman depan Kompi Markas Secata B, Ahad (17/7). Ini adalah atraksi seni, melengkapi rangkaian acara Silaturahmi dan Halalbihalal PKDP Padang Panjang yang dibuka Wali Kota, H. Fadly Amran, BBA Datuak Paduko Malano.
Berbeda dengan di Pariaman yang Tabuiknya bisa mencapai 12 meter, di sini hanya dibuat ukuran mini saja. Hanya tiga meter. Sederhana. Serupa miniatur Tabuik aslinya.
“Kami butuh waktu seminggu untuk membuatnya. Kami “persamakan” (gotong royong-red) untuk mengerjakannya. Kami membikinnya di Kantor PKDP di Terminal Mikrolet Pasar Pusat Padang Panjang,” jelas Wendra yang turut terlibat dalam pembuatan Tabuik ini.
Berbeda dengan Tabuik Pariaman yang dua jenis, Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, di Padang Panjang ini mereka membuat Tabuik Bundo Kanduang. Pasalnya, kepala Buraq (legenda kuda bersayap dan berkepala manusia-red) dipasangkan kepala manekin (boneka) yang dipasangi jilbab.
Itulah Tabuik yang mereka hoyak-hoyak. Ditingkahi suara Gandang Tasa. Bertalu-talu. Menghentak-hentak. Anak-anak muda itu bersemangat betul bergerak. Sesekali Tabuik diputar. Berputar di atas aspal. Penonton bersorak kegirangan.