Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy mengapresiasi SIG, maupun PT Semen Padang dan UBH yang telah melakukan konservasi ikan bilih Danau Singkarak. Konservasi ikan bilih di luar habitatnya tidak mudah dilakukan, banyak kegagalan dan keberhasilannya sangat kecil.
“Kami dari Pemprov Sumbar sangat mengapresiasi upaya konservasi yang dilakukan SIG melalui PT Semen Padang yang bekerja sama dengan UBH. Sebab, ikan bilih ini pada 2020, statusnya dinyatakan hampir punah. Harusnya, dengan status yang hampir punah, ikan bilih ini harus lebih mahal dibandingkan ikan salmon di restoran Jepang,” katanya.
Wagub juga mengapresiasi masyarakat Nagari Sumpur. Karena, dari 11 nagari yang ada di Salingka Danau Singkarak, hanya Nagari Sumpur yang hingga kini masih menjaga keberadaan ekosistem Danau Singkarak, seperti ikan bilih ini melalui peraturan nagari yang telah diterapkan sejak puluhan tahun lalu.
“Nagari Sumpur ini tidak hanya menjaga keberadaan ikan bilih sebagai habitat asli Danau Singkarak. Nagari Sumpur ini istimewa, dan masuk sebagai 50 Desa Terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021. Nagari ini terkenal dengan homestay yang bersih, makanannya juga istimewa. Saya berharap pariwisata daerah ini bisa digenjot lagi,” ujarnya.
Pariwisata Nagari Sumpur ini perlu digenjot, sebut Audy, karena berdasarkan informasi dari masyarakat Sumpur disebutkan bahwa 90 persen masyarakat Sumpur adalah nelayan. “Kalau pariwisata daerah ini berkembang, tentunya bisa menjadi aktivitas ekonomi bagi masyarakat Nagari Sumpur, selain nelayan ikan bilih,” tuturnya.
Dirut SIG, Donny Arsal menyebut bahwa upaya konservasi ikan bilih yang dilakukan PT Semen Padang bersama UBH ini harus dilakukan dengan skala yang lebih besar lagi. Dan SIG, komitmen untuk mendukungnya.