Beberapa indikator itu seperti keluarga dengan anak tidak sekolah, keluarga dengan ibu yang hamil terlalu muda dan terlalu tua, keluarga dengan sumber air minum tidak layak dan lainnya.
“Pemetaan ini diharapkan membantu pemangku kepentingan, seperti wali nagari untuk menentukan prioritas programnya dan pemetaan ini juga bisa melihat sasaran keluarga berisiko stunting,” katanya.
Ia juga berharap dengan upaya pencegahan stunting yang dilakukan secara bersama-sama ini dapat menurunkan angka prevalensi stunting hingga 14 persen pada 2024. (*)