Upaya menurunkan stunting di Sumatera Barat, juga dibantu oleh TPK sebagai ujung tombak di lapangan sebanyak 3.354 Tim atau 10.062 orang.
“Dimana pada tahun 2024 ini sudah kita tingkatkan pengetahuan dan keterampilannnya Kembali. Pada Tahun 2024 ini mereka akan melakukan SIDAK, yaitu singkatan Seleksi, Dampingi dan Aksi. TPK akan melakukan seleksi sasaran mulai dari PUS baru, ibu hamil/bersalin, baduta/balita serta calon pegantin. Yang selanjutnya mendampingi sasaran dan mendapatkan peyuluhan/KIE,” tuturnya.
Terakhir, aksi yang nantinya sasaran yang berisiko akan difasilitasi rujukan atau bantuan dari pihak terkait. “Mudah-mudahan usaha di tahun 2024 ini bisa menurunkan prevalensi stunting sekaligus menyiapkan SDM berkualitas menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.
Di tempat yang sama, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy menyebut belum puas dan percaya dengan prevalensi stunting tersebut.
“Meskipun stunting di Sumbar turun menjadi 23,6 persen namun tidak mungkin rasanya hampir seperempat anak-anak di Sumbar stunting. Coba dicari mana saja anaknya kalau ada,” ujar Audy.
Kendati demikian, Audy tetap menyemangati pejuang stunting di Sumbar yang telah berjuang keras setahun terakhir. “Intinya kolaborasi. Ini ikhtiar kita menciptakan generasi emas 2045. Karena kita berkewajiban menciptakan SDM berkualitas,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala BKKBN diwakili PKB Ahli Utama Bkkbn, Siti Fathonah menyebut, tahun 2024 merupakan tahun akhir pelaksanaan RPJMN termasuk dalam upaya penurunan stunting.
“Oleh karena itu kita bersama-sama menyatukan pemikiran dan langkah strategis untuk menuntaskan apa yang ditargetkan di RPJMN,” ucapnya.