PADANG PANJANG, HALUAN — Masjid Jami’ Nurul Huda yang berada di Kelurahan Silaing Bawah Kecamatan Padang Panjang, patut menjadi salah satu rumah ibadah dengan sistem manajemen terbaik di Sumatra Barat. Terbukti, dengan beragam inovatif yang disuguhkan bagi jemaah yang datang, sehingga manfaat masjid lebih dari sekadar tepat untuk beribadah.
Meskipun tak berpenampilan besar dan mewah layaknya masjid-masjid agung yang menjadi buah bibir banyak dan bahkan viral di berbagai daerah saat ini, namun masjid Jami’ Nurul Huda yang terlihat sederhana itu mampu menarik para pelancong dan musafir yang melewati jalur Padang – Bukittinggi itu untuk singgah ke sana.
Tampil beda dengan Masjid kebanyakan yang hanya dibuka pada saat waktu salat wajib saja, Masjid Jami’ Nurul Huda ini terbuka 24 jam untuk jemaah atau pun musafir yang datang. Selain itu, pengurus masjid juga menyediakan fasilitas yang mampu memanjakan para pengunjung. Di komplek Masjid Jami’ Nurul Huda ini ada ruang istirahat, hingga penginapan bagi musafir, ada juga makanan ringan dan minuman yang boleh dikonsumsi oleh para musafir. Tak Salah kiranya menobatkan Masjid Jami’ Nurul Huda ini sebagai masjid ramah pengunjung.
Saat datang ke Masjid Jami’ Nurul Huda ini, jemaah akan disambut oleh papan petunjuk arah, layaknya di bandara yang akan memandu para pengunjung untuk beribadah di Masjid ini. Di bulan Ramadan ini, juga banyak menu buka puasa yang tersedia di Masjid Jami’ Nurul Huda ini dan bisa dikonsumsi oleh para jamaah dan musafir secara gratis.
Toilet dan ruang berwudu Masjid Jami’ Nurul Huda ini juga terkesan elegan dan sangat bersih, layaknya toilet yang ada di hotel dan bandara. Selain itu di masjid yang awalnya mulai dibangun sejak 1960-an itu juga dilengkapi dengan perpustakaan terbuka yang bisa dimanfaatkan oleh para pengunjung.
Ketua pengurus Masjid Jami’ Nurul Huda, Ustaz Ade Sehabudin dalam suatu kesempatan kepada Haluan mengatakan, alasan dibukanya masjid ini buka 24 jam adalah untuk memenuhi kebutuhan umat.
“Kami pengurus Masjid terinspirasi dari banyaknya tempat umum yang beroperasi 24, seperti minimarket, SPBU, restoran dan banyak lagi. Jadi tak salah kiranya jika kami juga ingin membuat masjid ini beroperasi 24 jam,” ujar Ade Sehabudin kepada Haluan.
Disebutkan Ustaz Sehabudin, saat ini di Masjid Jami’ Nurul Huda memiliki 10 jenis sarana kegiatan pelayanan yakni, layanan masjid buka 24 jam, gratis parkir, gratis minum musafir, gedung TPQ/TPSQ/MDTA, sedekah Jumat, penginapan, toilet/wudhu bersih, perpustakaan, penyelenggaraan jenazah, buletin Jumat, lembaga Ziswaf dan kajian tafsir Al-Quran.
“Alhamdulillah 10 jenis pelayanan ini telah diresmikan langsung oleh Gubernur Sumbar bapak Mahyeldi Ansarullah bersama bapak Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran,” ungkap Ustad Sehabudin.
Semua inovasi yang ada di Masjid ini, lanjut Sehabudin, dengan satu tujuan, yakni keinginan pengurus untuk mengembalikan fungsi masjid seperti pada zaman nabi dahulu.
“Jika Masjid hanya digunakan untuk salat dan wirid, rasanya belum mewakili keinginan umat, meskipun belum sepenuhnya terpenuhi, namun kami terus mencoba memberikan layanan terbaik untuk jamaah,” ujarnya.
Untuk pendanaan masjid ini, ucap Sehabudin, berasal dari umat, berupa Infak, wakaf dan sedekah.
“Alhamdulillah banyak pengunjung yang datang kesini, setidaknya, ada dari berbagai provinsi di Indonesia ini, seperti dari Riau, Kepri, Aceh, Medan, Palembang, Jakarta, Bekasi hingga Kalimantan dan Sulawesi. Alhamdulillah mereka yang datang merasa senang dan nyaman,” ungkapnya.
Masjid Jami’ Nurul Huda menjadi masjid pertama yang ada di Jorong Silaing Bawah, yang dibangun oleh masyarakat pada tahun 1960-an. Lahan masjid ini adalah sebidang tanah Wakaf anggota suku kaum Panyalai Rangkayo Marajo. Masjid ini dibangun dengan model konstruksi semi permanen dengan ukuran 13 M X 13 M.
Seiring pertumbuhan penduduk Silaing Bawah dan Kota Padang Panjang, volume daya tampung masjid yang kalau itu tidak memadai maka beberapa tokoh masyarakat mencari jalan untuk mengganti bangunan semi permanen menjadi permanen yang mampu menampung lebih banyak jamaah dari sebelumnya. (piz)