PADANG, HARIANHALUAN.ID — Masalah Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Padang seolah menjadi persoalan klasik yang tak kunjung usai. Kendati telah dilakukan berbagai upaya penertiban oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), para PKL terus kembali mengokupasi ruang-ruang publik yang seharusnya steril dari aktivitas niaga.
Pantauan Haluan di Jalan Tunggul Hitam, para PKL masih tetap berjualan di sisi jalan yang berhadapan langsung dengan TPU Tunggul, meskipun lokasi tersebut telah beberapa kali ditertibkan. Para pedagang ini mulai membuka lapak sejak pukul 08.00 WIB hingga malam hari.
Kondisi ini menjadi salah satu penyebab kemacetan, terutama saat jam pulang kerja. Banyak kendaraan roda empat berhenti di badan jalan untuk berbelanja, mempersempit ruas jalan yang sudah sempit.
“Itu yang bikin macet. Jalan kecil, tapi mobil bisa berhenti begitu saja untuk beli makanan. Kalau lewat sore-sore, pasti terjebak macet,” ujar Peri, warga Rawang Dadok Tunggul Hitam, saat diwawancarai Haluan.
Ia berharap pemerintah bisa menata PKL ke lokasi yang lebih terorganisir, seperti Pasar Dirgantara milik TNI AU di kawasan tersebut, agar tidak mengganggu arus lalu lintas.
Fenomena serupa juga terjadi di Jalan Lubuk Lintah, terutama pada malam hari. Wilayah yang siang harinya ramai dengan aktivitas mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang, berubah menjadi pusat kuliner malam yang dipadati lapak-lapak PKL dari Simpang Anduring hingga Simpang Ampang.
Beragam makanan, minuman, dan jajanan dijajakan di sepanjang trotoar dan badan jalan. Ironisnya, sebagian besar pedagang justru berasal dari kalangan mahasiswa.