Ia menambahkan, pembangunan ekonomi lokal tidak bisa hanya mengandalkan program pemerintah. Peran masyarakat, terutama generasi muda dan pelaku usaha kecil, menjadi faktor penting dalam menjaga keberlanjutan.
“Pembangunan ekonomi lokal kuncinya ada pada kolaborasi. Di Rimbo Kaluang, kami mendorong warga untuk berinovasi, mulai dari kuliner, kerajinan, hingga jasa. Semangat gotong royong yang ada menjadi modal kuat bagi pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Warga setempat pun menyambut baik langkah tersebut. Semangat kebersamaan yang sudah lama menjadi ciri khas Rimbo Kaluang kini diarahkan untuk mendukung pengembangan usaha. Tidak sedikit kelompok masyarakat yang mulai merintis koperasi kecil, arisan produktif, hingga bazar kuliner bulanan untuk memasarkan produk warga.
Dengan karakter masyarakat yang ramah, terbuka, dan mudah beradaptasi, Rimbo Kaluang diharapkan mampu menjadi contoh kawasan urban yang bukan hanya padat, tetapi juga produktif dan mandiri.
Rimbo Kaluang mungkin kecil secara geografis, tetapi kisahnya besar. Di balik lorong-lorong sempit dan rumah-rumah yang berdempetan, tersimpan semangat gotong royong dan kerja keras yang menjadi fondasi bagi tumbuhnya ekonomi lokal. Sebuah potret tentang bagaimana komunitas perkotaan bisa membangun kemandirian di tengah keterbatasan. (*)