Direksi yang akrab disapa Arif itu juga berharap di tahun 2023 ini, Indarung I sudah dapat menjadi tempat diselenggarakannya iven-iven, seperti pertunjukan, diskusi dan webinar. Namun di samping itu, juga dibutuhkan kolaborasi dengan BUMN lainnya, pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyiapan sarana dan prasarananya.
“Di tahun ini, kami juga berharap Indarung I dapat mulai didaftarkan untuk World Heritage dan juga untuk Memory of The World. Untuk itu, kami butuh dukungan banyak pihak, supaya Pabrik Indarung I selain sebagai tonggak sejarah industri semen dan beton di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, keberadaannya dapat bermanfaat bagi banyak hal,” ujarnya.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid, Ph.D, menyebut bahwa saat ini kawasan Cagar Budaya Indarung I Semen Padang sudah masuk ke dalam tahap pembahasan. Kalau sudah selesai, maka akan ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional. “Insyaallah tahun ini ditetapkan,” katanya.
Kawasan Cagar Budaya Indarung I Semen Padang, katanya melanjutkan, memiliki potensi yang luar biasa. Bukan karena luasnya, tapi sejarahnya dan unik. Apalagi saat ini, tidak banyak pabrik yang utuh seperti Pabrik Indarung I Semen Padang ini.
Walaupun usia Indarung I sudah lebih 100 tahun, tapi Semen Padang menaruh perhatian kusus terkait pelestarian Cagar Budaya Pabrik Indarung I. “Ini luar biasa sekali perhatiannya,” kata pria yang akrab disapa Fay itu, mengapresiasi.
Terkait potensi kawasan Indarung I Semen Padang sebagai World Heritage, Hilmar menyampaikan, ada proses yang cukup panjang untuk menyusun berkas atau dossier. Dan tentunya, juga harus melihat semua outstanding universal value-nya seperti apa, dan apa saja atribut yang mau didaftarkan. Karena, begitu mulai didaftarkan, maka langsung terkait dengan tanggungjawab.