PASBAR, HARIANHALUAN.ID – Dalam 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Pasaman Barat, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat meluncurkan program Asta Cita Presiden Republik Indonesia melalui kegiatan Swasembada Pangan, yaitu Sawah Pokok Murah (SPM).
Kegiatan tanam perdana ini dilaksanakan di lahan pertanian Kelompok Tani Tirto Sari, Nagari Mahakarya, Kecamatan Luhak Nan Duo, Rabu (28/5).
Bupati Pasaman Barat, Yulianto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mendukung kemandirian pangan dan memperkuat program kerja 100 hari pemerintahannya. Ia menegaskan, program SPM mampu menghemat penggunaan benih dan sarana produksi pertanian lainnya hingga lebih dari 60 persen. Hal ini menjadi solusi konkret bagi petani untuk menekan biaya produksi.
“Saat ini, petani membutuhkan biaya usaha tani yang cukup tinggi. Oleh karena itu, solusi paling tepat adalah bersawah dengan metode Sawah Pokok Murah,” ujar Yulianto.
Ia menyebutkan, luas lahan sawah di Kabupaten Pasaman Barat pada 2024 mencapai 18.009 hektare, dengan total produksi 88.408 ton dan rata-rata hasil (provitas) sebesar 4,65 ton per hektare. Ke depan, pemerintah daerah menargetkan perluasan metode budidaya SPM ke seluruh 11 kecamatan melalui optimalisasi dana nagari.
Pj. Sekretaris Daerah Pasaman Barat yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Doddy San Ismail, menambahkan bahwa metode SPM tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga ramah lingkungan.
“Tahapan budidaya dimulai dari pemotongan jerami pascapanen, pembersihan sisa batang padi, pengumpulan jerami di pinggir jalan, dan penggenangan sawah selama dua malam. Selanjutnya, dibuat bedengan berukuran 1,25 meter x 10 meter, parit antarbedengan selebar 25 cm dengan kedalaman 15 cm, serta perlakuan media tanam dengan dolomit, pupuk kandang, atau pupuk organik lainnya. Terakhir, bedengan ditutup jerami setebal 5 cm, dilakukan persemaian selama 15 hari, lalu siap ditanami,” jelasnya.
 
			













