Ia juga mengatakan bahwa pemerintah tidak dapat bekerja sendiri. Perlu sinergi dari seluruh stakeholder, Camat, Tim Penggerak PKK, Tokoh Agama, Nakes, Kader Posyandu dan para orang tua.
“Terima kasih kepada Tim Penggerak PKK Kabupaten, Kecamatan, Nagari, Dinas Kesehatan dan seluruh jajaran yang telah bekerja keras untuk mengintervensi kasus zero dose di Pasaman Barat. Apresiasi setinggi-tingginya juga saya sampaikan kepada para nakes tim penggerak PKK dan kader posyandu yang turun langsung dari rumah kerumah demi memastikan setiap anak mendapatkan imunisasi,” katanya.
Ia juga meminta agar manfaatkan momentum tersebut untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya imunisasi. Harus berusaha dengan maksimal bahwa tidak ada lagi anak di Kabupaten Pasaman Barat yang tertinggal dari program imunisasi.
Sementara itu, Ketua PKK Pasbar Sifrowati Yulianto yang memaparkan tentang imunisasi zero dose menjelaskan imunisasi salah satu upaya paling efektif untuk melindungi anak-anak dari berbagai penyakit berbahaya yang dapat dicegah.
“Namun, kita menyadari bahwa masih ada anak-anak, yang sering disebut sebagai anak zero dose yang belum mendapatkan imunisasi,” katanya.
Ia melanjutkan, kondisi ini tentu menjadi perhatian serius semua pihak, terutama Tim Penggerak PKK, karena menyangkut masa depan generasi penerus bangsa.
“Anak anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap dan balita umur 12-59 bulan yang belum mendapatkan Imunisasi harus diberikan imunisasi agar terhindar dari penyakit berbahaya,” kata Sifrowati Yulianto. (*)














