SOLOK SELATAN, HARIAN HALUAN.ID – Anggota Komisi V DPR RI, Zigo Rolanda, dengan tegas menyuarakan pentingnya membalikkan peta pembangunan nasional. Desa atau nagari, katanya, tidak boleh lagi sekadar jadi penonton, melainkan harus menjadi garda terdepan dalam pembangunan Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Zigo saat menggelar hearing bersama perangkat nagari, pengurus Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag), dan tenaga pendamping desa se-Kabupaten Solok Selatan, Senin (23/6/2025), di Aula Kantor Bupati.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh diskusi itu, Zigo menyoroti ketimpangan pembangunan yang masih terasa.
”Hampir 60 persen angka kemiskinan nasional itu ada di desa, nagari, dan pesisir. Ini bukan angka kecil. Artinya, desa harus menjadi pusat perhatian,” tegasnya.
Meski pemerintah telah menggulirkan dana desa dalam jumlah besar, implementasi di lapangan dinilai masih jauh dari maksimal.
Persoalan keterbatasan aparatur nagari, rendahnya partisipasi masyarakat, hingga lemahnya peran BUMNag menjadi tantangan yang harus segera diselesaikan.
Namun Zigo menegaskan, pemerintahan Presiden Prabowo-Gibran hadir dengan komitmen kuat membangun dari desa.
“Asta Cita ke-6 secara jelas menggarisbawahi pentingnya membangun dari bawah. Tahun ini saja, Rp71 triliun digelontorkan untuk dana desa. Ini peluang besar, jangan disia-siakan,” serunya.
Ia juga mengingatkan pentingnya sinergi antara BUMNag dan Koperasi Merah Putih agar keduanya tidak saling bersaing, tetapi justru bahu-membahu menggerakkan ekonomi masyarakat.
Sekretaris Daerah Kabupaten Solok Selatan, Dr. Syamsurizaldi, yang turut hadir, mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya, forum seperti ini menjadi jembatan penting antara kebutuhan nagari dan kebijakan pusat.
“Kami berharap komunikasi seperti ini terus berlanjut agar pembangunan benar-benar terasa hingga ke pelosok,” tutup Syamsurizaldi. (*)