SOLOK SELATAN, HARIANHALUAN.ID – Sebanyak 78 perangkat nagari se-Kabupaten Solok Selatan mengikuti pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana sebagai kesiapan nagari menjadi garda terdepan dalam upaya penanggulangan bencana.
Pelatihan ini digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Selatan yang dilangsungkan pada Rabu (9/7) kemarin di Hotel Pesona Alam Sangir. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para perangkat nagari sebagai garda terdepan dalam penanggulangan bencana di tingkat lokal.
Kepala BPBD Solok Selatan, Novi Hendrik, menekankan pentingnya peran aktif perangkat nagari dalam membangun ketangguhan masyarakat menghadapi berbagai potensi bencana. “Mereka yang paling memahami wilayahnya, dan merekalah yang pertama kali merespons jika terjadi bencana. Karena itu, pemahaman soal pencegahan dan mitigasi sangat penting,” jelasnya.
Novi juga menambahkan bahwa manajemen bencana mencakup seluruh tahapan mulai dari perencanaan, mitigasi, tanggap darurat, hingga rehabilitasi. Dengan pemahaman menyeluruh, diharapkan perangkat nagari mampu menjalankan peran secara cepat dan tepat saat dibutuhkan.
Mewakili Bupati Solok Selatan, Asisten I Sekretariat Daerah, Efi Yendri turut mengingatkan bahwa pendekatan penanggulangan bencana kini telah berubah secara mendasar. Sejak diberlakukannya UU Nomor 24 Tahun 2007, penanganan bencana tidak lagi hanya bersifat responsif, tetapi lebih menekankan pada upaya preventif.
“Ini bukan hanya perubahan cara kerja, tapi perubahan cara berpikir. Budaya siaga dan antisipasi harus ditanamkan sejak dini, terutama oleh perangkat nagari sebagai agen perubahan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Efi juga mengajak seluruh peserta untuk menjadi contoh dalam mengenali potensi risiko, menganalisis ancaman, dan melakukan langkah-langkah mitigasi yang sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing.