”Dalam dua dekade terakhir, kita sudah mengalami bencana besar, seperti gempa 7,8 SR tahun 2009 yang menewaskan lebih dari seribu jiwa, serta banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi yang menelan puluhan korban,” ujar Zigo.
Ia juga menyampaikan bahwa dari tiga potensi bencana besar di Sumatera Barat, yakni gempa megathrust, patahan semangka dan letusan gunung api, dua di antaranya berlokasi di Solok Selatan. Oleh sebab itu, katanya, kesiap-siagaan masyarakat menjadi kunci untuk meminimalkan dampak korban jiwa dan kerusakan.
”Pengalaman menunjukkan bahwa tingginya jumlah korban bencana disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan kesiapan masyarakat. Karena itu, pelatihan seperti ini menjadi sangat penting,” ucapnya.
Zigo juga menambahkan, sebagai anggota DPR RI, pihaknya telah mengusulkan ke Basarnas agar kegiatan seperti ini diperbanyak di Sumatera Barat, sekaligus meminta penambahan sarana, prasarana, SDM dan anggaran operasional Kantor Pencarian dan Pertolongan Padang.
Melalui kegiatan ini, Basarnas bersama mitra pemerintah daerah berupaya membentuk masyarakat yang tanggap, tangguh dan terlatih dalam menghadapi setiap kemungkinan bencana, demi keselamatan bersama di masa depan. (*)