Hal ini juga yang kemudian membuat pihaknya menyempurnakan pemanfaatan TIK pada lingkup pemerintahan, peningkatan demi peningkatan setiap tahun kemudian berhasil dicapainya. Ditandai dengan peningkatan indeks Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Kabupaten Solok Selatan menembus angka 2,98 tahun lalu.
“Alhamdulillah, peningkatan TIK ini dinilai setiap tahunnya, peningkatan SPBE Solok Selatan berawal dari indeks hanya 1,2 kemudian meningkat jadi 2,3 dan terakhir 2,98 hampir 3, jadi sudah dari kategori kurang, naik ke cukup dan menjadi baik,” katanya.
Peningkatan indeks SPBE tersebut merupakan bukti dari kinerja Diskominfo, dari 48 indikator penilaian, mulai dari Management TIK, infrastruktur, server, termasuk juga pemanfaatan TTE yang kemudian memicu penciptaan aplikasi pelayanan publik.
Bahkan nilai Indeks SPBE 2,98 tersebut, dikatakan sudah melebihi target RPJMD sampai tahun 2025. Meski begitu, pihaknya lantas tak berpuas diri, dimana upaya-upaya peningkatan masih terus dioptimalkan setiap tahunnya.
“Jadi sudah melampaui target RPJMD tahun berjalan. Target memang sudah tercapai, tapi kita merasa, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita tuntaskan, pencapaian indeks SPBE itu kami anggap suatu trobosan yang harus terus ditingkatkan,” katanya.
Hasil jerih payahnya tersebut, lambat laun mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan mendorong pembuatan aplikasi pelayanan publik di OPD seperti di Disdukcapil dan DPMPTSP, berbagai pelayanan administrasi kemasyarakatan kini bukan lagi menjadi keluhan-keluhan yang sering digaungkan, ketika masyarakat ingin mengurus perizinan, data kependudukan dan adminstrasi lainnya.
Tak puas dengan capaian terobosan tersebut, Firdaus Firman kemudian menjajaki permasalah lain yang dirasakan masyarakat di daerah-daerah pelosok dan perbukitan. Blank Spot atau titik buta ketersediaan jaringan telekomunikasi, membuatnya terpanggil untuk memberikan solusi pengadaan jaringan telekomunikasi bekerjasama dengan PT. Icon dan Telkom.
Bukan dalam bentuk data internet semata, melainkan pihaknya membina dan mendampingi BUMNag untuk membuat dan mengelola suatu usaha jasa penyediaan jaringan internet. Selain pengelolaannya akan lebih terstruktur, trobosan ini juga menjadi sumber pendapatan daerah.
“Kemudian juga terkait titik blank spot, bahwa masih terdapat beberapa nagari yang kita dampingi dan kita buatkan trobosan dengan membentuk BUMNAg berupa penyediaan jasa jaringan internet bekerjasama dengan PT. Icon dan Telkom, yang mana menurut PT.Icon sendiri kita adalah daerah yang pertama kali mengadakan trobosan BUMNag tersebut,” katanya.