HARIANHALUAN.ID – Poltekkes Kemenkes Padang menerima kunjungan dari Qatar Care dan Direktorat Jendral SDM Kesehatan, Senin (27/1/2025).
Kunjungan ini dalam rangka sosialisasi sekaligus persiapan mahasiswa dan alumni jurusan keperawatan dan kebidanan Poltekkes Kemenkes untuk mengikuti pelatihan dan ujian prometric /NCLEX sebagai prasyarat untuk bisa magang dan bekerja khususnya di negara Qatar dan Timur Tengah Lainnya.
Direktur Poltekkes Kemenkes Padang, Renidayati, S. Kp. M. Kep., Sp. Jiwa mengatakan ada empat Poltekkes yang terpilih sebagai pilot project program ini.
“Poltekkes Padang sebagai salah satu dari 4 Poltekkes Kemenkes selain Poltekkes Aceh, Poltekkes Jambi dan Poltekkes Tanjung Karang, yang diamanahkan sebagai pilot proyek persiapan pelatihan dan Ujian Prometric/NCLEX yang nanti pelaksanaannya akan dilakukan oleh Qatar Care,” ujarnya.
Poltekkes Kemenkes Padang berterimakasih Dirjen Nakes telah berkenan juga sekaligus memfasilitasi langsung Direktur untuk menandatangani MOU antara Poltekkes Kemenkes Padang dengan Presiden Qatar Care.
“Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Qatar Care yang telah mengajak kami melakukan kunjungan ke Pusat Pelatihan Qatar Care, RS dan Kedubes Indonesia di Qatar,” ujar Renidayati.
Direktur menyebutkan magang di Negara Qatar merupakan kesempatan paling baik saat akan bekerja diluar negeri khususnya di Qatar dan Timur tengah.
Ia juga menyampaikan beberapa keuntungan bagi mahasiswa/alumni yang mengikuti program ini.
“Selain mendapatkan pengalaman berharga, salary (gaji) yang sangat lumayan, peserta magang juga disediakan penginapan dan transportasi,” ujarnya.
Selain itu, pasca dua tahun juga ada surat rekomendasi untuk bisa lanjut bekerja di dalam ataupun luar negeri.
Qatar juga terkenal sebagai negara kaya dan teraman di dunia. Selain itu Kedubes Indonesia di Qatar juga merupakan orang asli Bukittinggi.
Renidayatu menambahkan saat berjumpa dengan Kedubes, Ia sudah menunggu kehadiran anak-anak dari ranah minang disana.
Disisi lain kehidupan Perawat dan Bidan sangat sejahtera dan posisi pekerjaan mereka bagus di Qatar. Ikatan kekeluargaan juga sangat kuat di Qatar, termasuk Ikatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Qatar dan Ikatan Keluarga Perantau Minang.
“Ini kesempatan tidak bisa dilewatkan begitu saja. Khususnya 50 orang kuota dari Poltekkes Kemenkes Padang. Kalau nanti dari ananda ada yang terpilih, pertama sekali yang dilakukan adalah ambil kesempatan itu,” tutur Renidayati.
Kemudian persiapkan mental, kemampuan untuk berpikir kritis dan membuat keputusan yang tepat dalam berbagai skenario perawatan pasien dan mampu melakukan pendokumentasi secara digital, tingkatkan kemampuan bahasa inggris dan minta restu orang tua.
Direktur juga memberikan sedikit gambaran Ujian Prometric dan Ujian NCLEX yang digunakan untuk menentukan kompetensi perawat.
Ujian Prometric merupakan ujian standar yang digunakan untuk memastikan kompetensi perawat. Bertujuan mengevaluasi pengetahuan teoritis, penilaian klinis, dan kemampuan pengambilan keputusan. Ujian ini mencakup topik keperawatan medis-bedah, pediatrik, psikiatri, dan kebidanan.
Sementara ujian NCLEX merupakan ujian lisensi yang menentukan apakah perawat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpraktik terkomputerisasi (CAT).
Pada kesempatan itu, Presiden Direktur Qatar Care yang diwakili oleh Mr. Abdul Karim memaparkan berbagai informasi terkait program kerjasama ini.
Ia juga mengapresiasi antusiasme pihak Poltekkes Kemenkes Padang.
“Kami berharap Poltekkes Kemenkes Padang bisa segera bergabung dalam program ini,” ucapnya.
Ia juga meminta mahasiswa atau alumni yang terpilih nanti tidak perlu khawatir saat akan magang di Qatar.
“Tentu di awal-awal akan merasakan homesick, namun saat melihat salary akan terobati nanti,” ujarnya.
Peserta magang juga nantinya tidak akan kesulitan untuk beradaptasi karena budaya Indonesia tidak terlalu jauh berbeda karena sama-sama negara muslim.
Nantinya juga ada masa-masa orientasi selama tiga bulan agar lebih mengenal budaya disana.
Peserta magang juga akan dikelompokkan dengan komunitas sehingga lebih mudah berbaur.
“Kondisinya sama-sama saling membutuhkan sehingga peserta magang dari Indonesia juga memiliki bargaining position (daya tawar) yang baik. Apalagi dari Indonesia memiliki imej ramah, murah senyum dan pekerja keras,” tuturnya.
Pada kesempatan itu juga ada pemaparan dan penguatan dari dr. Sri Wahyuni yang merupakan perwakilan Direktur Penyediaan SDM Kesehatan dan turut hadir dari Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan. (h/yes)