Lewat bisnis katering ini, ternyata juga membantu perekonomian tetangga terdekatnya dengan serapan tenaga kerja sampai saat ini lebih dari 30-an pekerja di kisaran belakang Kompi C Siteba, Kecamatan Nanggalo, Kota Padang.
“Pernah ada kejadian yang membuat Bunda dan suami sedih. Ternyata saat kita bisa makan enak, ada tetangga kita yang susah membeli makanan, bahkan hanya punya uang Rp15 ribu,” ujarnya.
Alhasil, Ia memberdayakan para tetangga menjadi pekerjanya. “Bisa dilihat, mereka di dapur gendut-gendut juga, kita profesional tapi tidak pelit pada pekerja,” ujarnya.
Usaha ini juga melibatkan saudara, anak dan kemenakannya yang saat ini masih berusia dua puluhan tahun (gen Z dan gen Alpha).
“Masing-masing anak dan kemenakan ini ditanya passion-nya apa, lalu kita arahkan. Disesuaikan apa posisinya dan kontribusi apa yang bisa dilakukan dalam bisnis ini, supaya mereka belajar mandiri dan bertanggung jawab,” ucapnya.
Meskipun sehari-hari Ia sangat sibuk dan sulit ditemui, Bunda Reni dengan sangat ramah menyempatkan waktu untuk bertemu awak Haluan di kediamannya. Senang berbagi terutama pada karyawan dan tidak pelit ilmu, membuat usahanya berjalan lancar.
Misalnya saja, saat wabah Covid-19 melanda lima tahun lalu, makanan apapun yang ada di dapurnya dibagikannya, padahal saat itu belum jelas kondisi ke depan bagaimana.
Berkah datang, alih-alih isi dapur berkurang, permintaan mengisi katering justru semakin tinggi.
“Saat Covid-19 melanda di satu sisi itu adalah ujian dan musibah, namun di sisi yang lain justru menjadi berkah bagi kami, karena hampir semua rumah karantina yang ada di Padang kami yang mengisi makanannya,” katanya.