Dengan kondisi Kota Padang yang menghadapi darurat sampah dan sistem pengelolaan yang masih menggunakan metode open dumping, ia melihat kehadiran bank sampah sebagai angin segar yang sangat menggembirakan. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang ada saat ini dianggapnya tidak lagi efektif menampung ratusan ton sampah per hari.
“Saya optimis dan yakin mengatakan bahwa bank sampah ini merupakan inovasi terbaik yang pernah ada, setidaknya sampah rumah tangga bisa diatasi meskipun penerapannya belum maksimal,” ujar Faldi.
Inovasi yang dilakukan Bank Sampah Insan Oke membuktikan bahwa sampah bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari peluang baru, baik untuk lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Ke depan, BSIO akan terus berinovasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk memaksimalkan potensi pengelolaan sampah.
“Kami percaya, dengan terus mendorong program-program seperti Siminqur, BSIO menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal-hal kecil, seperti memilah sampah di rumah,” ujarnya.
Minyak Jelantah Jadi Lilin Aromaterapi
Ketika talkshow di Padang Mamilah Fest 2025 yang digelar di Taman Museum Adityawarman, Sabtu (16/8), Faldi memaparkan sejumlah produk unggulan berbahan dasar minyak jelantah. Produk tersebut antara lain lilin aromaterapi, sabun cuci piring, sabun padat berbahan eco-enzim, kursi dari sampah plastik, asam cair, hingga biodiesel.
Dari seluruh produk, lilin aromaterapi sudah mulai dikomersialkan dengan harga Rp30 ribu per buah, tersedia dalam aroma kopi, mawar, dan jeruk. “Prosesnya dilakukan dengan alat pengolahan minyak jelantah yang kami kembangkan. Masyarakat bisa ikut berpartisipasi dengan menabung minyak jelantah di bank sampah, sehingga limbah ini tidak berakhir mencemari lingkungan, ” ujar Faldi.