HARIANHALUAN.ID — Ratusan rumah penduduk yang ada di sepanjang bibir Pantai Pasir Jambak, Kelurahan Pasia Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar), terancam hilang tergerus abrasi, akibat gelombang pasang setinggi hampir tiga meter yang melanda kawasan itu sejak beberapa hari belakangan.
Pantauan di lokasi, di beberapa titik di sepanjang kawasan Pantai Pasir Jambak terlihat beberapa pondok-pondok warung makanan dan minuman milik warga porak-poranda, mengalami kerusakan dan tertimbun material pasir yang dibawa oleh ombak dari laut.
Salah seorang warga setempat, Armiadi mengatakan, gelombang pasang telah melanda daerah itu sekitar seminggu belakangan, akibatnya selain merusak warung dan mengancam ratusan rumah lainnya, beberapa sumber air bersih warga juga telah mulai tercampur dengan air laut.
“Kawasan ini biasanya mulai dilanda ombak tinggi sekitar pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB. Belum lagi jika cuaca buruk, ombaknya bisa mencapai beberapa rumah yang ada di pinggir pantai,” ujarnya, Rabu (6/7/2022).
Warga lainnya, Daniar (56) mengeluhkan hal serupa. Menurutnya, intensitas terjangan ombak yang semakin sering melanda kawasan itu telah menyebabkan dirinya kerepotan, karena harus setiap hari membersihkan material pasir yang masuk hingga ke dalam warung.
“Selain itu, dengan kondisi seperti ini pengunjung pantai juga terus berkurang dan pembeli mulai sepi, sehingga saat ini saya sedang berfikir untuk berhenti berjualan untuk sementara,” kata Daniar yang mengaku telah berjualan di pinggir pantai itu sejak 2000 silam.
Daniar juga berharap, Pemko Padang bisa segera memasang batu pemecah ombak atau batu grip, seperti yang telah terpasang di beberapa bibir pantai lainnya di Kota Padang. Agar abrasi yang melanda kawasan Pantai Pasir Jambak tidak semakin meluas menimbulkan kerugian ekonomi.
“Jika tidak segera dipasang, mungkin beberapa tahun lagi daerah wisata ini akan habis tersapu abrasi. Selain itu, di daerah sini juga ada ratusan rumah yang sewaktu-waktu bisa dihantam ombak besar,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Departemen Advokasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumbar, Tommy Adam mengatakan, berdasarkan pemodelan dan analisis spasial yang telah dilakukan Walhi Sumbar, terpetakan bahwa dampak abrasi telah menimbulkan kerusakan di areal seluas 50 meter di sepanjang bibir pantai Pantai Pasir Jambak.
“Selain itu, ratusan rumah penduduk yang ada di sepanjang bibir pantai Pasir Jambak, juga terancam hilang jika terus dihantam abrasi, belum lagi kerugian ekonomi yang diperkirakan bisa mencapai milliar rupiah jika kondisi ini terus dibiarkan,” ucapnya saat dikonfirmasi.
Tommy juga mensinyalir, faktor internal yang menyebabkan semakin massifnya dampak abrasi yang terjadi di bibir Pantai Pasir Jambak, juga disebabkan oleh terjadinya alih fungsi lahan mangrove dan rawa yang kini telah menjadi tambak udang.
“Pada 2021, tercatat bahwa 31 petak tambak udang yang ada di Kelurahan Pasia Nan Tigo, merupakan lahan yang sebelumnya adalah rawa dan menjadi habitat mangrove,” ucapnya. (*)