Di dunia diperkirakan angkanya mencapai 750 juta orang dan estimasi jumlah gay di Indonesia mencapai 1.095.970 orang (Kemenkes RI. 2012). Menurut data KPAN (Komisi Penanggulangan AIDS Nasional di Sumbar sendiri mencatat lebih dari 25 ribu LGBT.
“Penyebab penyakit perubahan orientasi seksual menyimpang ini, hingga saat ini belum ada teori yang menjelaskan. Sejauh ini banyak perdebatan para ahli sosiologi, ahli genetika dan ahli kesehatan masyarakat. Namun, beberapa penelitian menemukan faktor sosial yang berpengaruh dan berkontribusi dalam pembentukan orientasi seksual,” ucap Lili yang menjelaskan terkait disertasinya itu.
Lebih jauh Ia menjelaskan, Diantaranya, faktor lingkungan sosial seperti pola asuh orangtua, dinamika psikologis dan pengalaman seksual, faktor lebih dekat dengan kakak perempuan, peran ayah tidak efektif, kurang kasih sayang. Lalu, mendapatkan perlakuan kekerasan, sehingga mencari sosok ayah di luar rumah atau ibu lebih menginginkan anak perempuan dan memperlakukan anaknya seperti perempuan menjadi faktor rIsiko anak laki-laki menjadi waria, punya pengalaman pernah mengalami kekerasan seksual dengan jenis kelamin sama saat di sekolah.
“Hal ini tentu menjadi keprihatinan kita bersama. Keluarga yang menjadi wadah pertama bagi seorang anak dalam belajar punya tugas dan peran penting dalam membentuk orientasi seksual anak sesuai dengan jenis kelaminnya. Perkembangan pembentukan orientasi seksual terjadi dalam beberapa tahap tumbuh kembang anak, dimulai sejak anak dilahirkan hingga anak mencapai usia pubertas. Setelah usia pubertas, anak akan memutuskan orientasi seksualnya sendiri apakah kecenderungan ketertarikannya secara emosional pada jenis kelamin berbeda (heteroseksual), atau jenis kelamin yang sama (homoseksual) atau kedua jenis kelamin (biseksual),” ujar dia.
Menurut Lili, akibat keputusan seorang anak pada orientasi seksualnya ini akan menimbulkan perilaku seksual menyimpang (LGBT), jika orientasi seksualnya cenderung kepada jenis kelamin yang sama atau kedua-duanya. Tentu kondisi ini dapat kita cegah sebelum usia jelang remaja (pra-pubertas). Pencegahan orientasi seksual menyimpang dapat dilakukan oleh orangtua dengan memberikan pengasuhan yang sesuai dengan usia anak sebelum anak memasuki usia pubertas.