Tantangan kedua adalah konservatifisme kelompok-kelompok tertentu yang melihat kemajuan sebagai sebuah ancaman nilai-nilai konservatif yang mereka anut selama ini. Sehingga mempersulit Sumbar untuk mendatangkan investasi baru dan mengadopsi nilai-nilai baru yang lebih pro terhadap kemajuan.
“Dan tak lupa, tantangan lainya adalah mengurangi ancaman brain drain atau pengeringan sumber daya manusia, yakni perginya SDM-SDM terbaik Sumbar ke perantauan dan tidak berniat kembali lagi karena berbagai alasan. Hal itu terjadi karena minimnya peluang untuk berkembang di daerah, lantaran dinamikanya perekonomiannya kurang agresif,” tuturnya.
Di sisi lain Sumbar memiliki peluang yang sangat banyak dan sangat besar potensinya. Mulai dari ketersediaan SDM yang bagus, potensi pengembangan komoditas pertanian berorientasi ekspor, keberadaan SDA seperti panas bumi, pariwisata, pendidikan, research and development, dan lainnya.
“Ketertinggalan dibanding daerah tetangga harus menjadi pertanyaan bagi semua kepala daerah di Sumbar di satu sisi dan perlu dijawab segera dengan kebijakan-kebijakan yang akan membuat perekonomian Sumbar segera bangkit dari tidur panjangnya,” ujarnya menutup. (*)