“Seketika, barang yang langka itu langsung banjir di berbagai tempat, tetapi harganya ada yang Rp24 ribu sampai Rp25 ribu, bahkan ada yang Rp26 ribu per liternya,” kata Andre.
Kedua kebijakan ini tidak menyelesaikan masalah minyak goreng. Kemudian Presiden Jokowi melakukan larangan sementara ekspor CPO dan turunannya.
Sejak rencana kebijakan itu disampaikan Presiden, sebelum dijalankan, harga TBS petani langsung turun. Padahal ekspor CPO masih berjalan dengan normal. Harga TBS yang semula hampir Rp4.000 langsung turun menjadi Rp2.000 sampai Rp1.800.
“Ini sudah terjadi perlawanan terhadap keputusan pemerintah. Kebijakan masih baru rencana, perlawanan sudah dimulai, gendang perang sudah dimulai pada saat ekspor masih berjalan secara normal,” kata Andre.
“Yang ingin saya gambarkan bahwa dugaan perlawanan oligarki pemerintah itu terlihat jelas. Oligarki-oligarki itu melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemeritah itu jelas,” ucap Andre dengan tegas.
Kemudian pemerintah mengeluarkan kebijakan Permendag NO. 22 Tahun 2022, larangan sementara ekspor CPO dan turunannya, termasuk minyak goreng. Kebijakan itu sedikit menurunkan harga migor mencapai kisaran Rp19.000 sampai Rp21.000.