Satu ketika saat lebaran, ada saudara yang pulang kampung dari Medan, saat melihat Azwar Wahid kecil yang kala itu baru berumur sekitar satu tahun. “Wah gagah sekali anakmu Jamarah, basagi badannya,” kata sitamu memuji. Tanpa disadari kalimat basagi itulah awal dari kenapa Azwar Wahid bertambah nama panggilan baru menjadi Sagi.
Musim berganti, tak terasa Sagi, sudah menginjak usia sekolah, Sagi memasuki sekolah dasar pada usia enam tahun. Meski baru berumur enam tahun tapi Sagi sangat rajin membantu abaknya berjualan. Setiap pagi jam enam Sagi sudah bangun membantu abaknya membuka kedai. Setelah selasai barulah ia berangkat ke sekolah. Hal itu ia lakukan dengan senang hati sehingga banyak orang menyenangi dan memuji Sagi kecil. Anak yang rajin membantu orang tuanya. Pagi sekolah pada sore harinya mengaji di tepian batang Gasan.
Enam tahun kemudian, Sagi menamatkan sekolah dasar dan melanjutkan sekolah ke SMP Sungai Geringging. Ketika di SMP, setiap pagi ia berangkat dengan berjalan kaki sejauh lima kilometer dari rumahnya di Aur Malintang. Saat itu Sagi sudah merasakan betapa tertinggalnya kampung halamannya. Jalan tak ada yang bagus jangankan dengan kendaraan roda empat roda dua saja tidak bisa hanya gerobak yang ditarik dengan kerbau.
Tiap hari, Sagi memperhatikan teman-teman sebayanya. Mereka ke sekolah dengan pakaian yang tak layak yang menggambarkan ketidakmampuan, namun semangat belajar membuat mereka tetap bersemangat menjalani masa sekolah. Dalam hati kecilnya, Sagi berjanji kelak dia akan membangun kampung halamannya. Negerinya harus maju seperti negeri orang.
Tiga tahun berlalu, begitu menamatkan SMP, Sagi melanjutkan pendidikannya ke Kota Padang. Di Padang Sagi memasuki SMOA. Pada saat itu kakanya Samsuar, sudah membuka Toko Mas di Pasar Raya Padang. Sepulang sekolah, Sagi belajar berjualan emas bersama kakaknya.
Begitu tamat SMOA, Sagi melamar masuk TNI angkatan Laut, ia bergabung dengan pasukan elit angkatan laut yaitu KKO. Ketika akan mengikuti pendidikan ke Surabaya, Sagi pulang ke Aur Malintang untuk minta izin orang tua. Sagi ingat pesan Guru Agamanya jangan pernah membantah ayah ibu. Kalau kalian ingin sukses selalulah minta restu orang tua. Ridho Tuhan tergantung Ridho Ibu bapakmu.