“Artinya, seluruh desa dan nagari saat ini harus benar-benar berfikir dan mendata siapa masyarakat yang mengalami kemiskinan ekstrem yang perlu dibantu dan diintervensi dengan pemberian BLT. Dan itupun harus dipastikan tepat sasaran,” ucapnya.
Amasrul juga menyatakan, pihaknya juga terus mendorong setiap aparatur desa di seluruh Sumbar agar bisa melahirkan program kongkrit yang bertujuan untuk menekan angka stunting.
Program semacam itu pun, kata dia, bisa dikatakan hampir sejalan dengan upaya pengentasan angka kemiskinan ekstrem melalui penyaluran BLT. Sebab, menurutnya, terjadinya stunting sangat erat kaitannya dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.
“Makanya BUMNag harus dihidupkan. Sebab, BUMNag ini memiliki banyak manfaat, di antaranya untuk meningkatkan kesejahteraan, menjamin ketahanan pangan, atau bahkan mengurangi tingkat pengangguran di desa,” tuturnya. (*)