PADANG, HARIANHALUAN.ID — Rumah Sakit (RS) Universitas Andalas (UNAND) menggelar Workshop LHP (Laser Hemorrhoidoplasty) dan FiLaC (Fistula-tract Laser Closure), pada Selasa (24/9), dengan tema “Peran Ahli Bedah dalam Transportasi Kesehatan Nasional”. Workshop tersebut diikuti oleh Perhimpunan Ahli Bedah Indonesia (PABI).
Direktur Utama RS UNAND, Yevri Zulfikar menyebutkan, RS UNAND berperan dalam peringatan Pengembangan Profesi Bedah Berkelanjutan (P2B2) PABI ke-21 tahun 2024 se-Indonesia dengan menggelar Workshop LHP dan FiLaC.
“RS UNAND sebagai rumah sakit pendidikan turut mengambil peran dalam peringatan P2B2 PABI kali ini. Peserta workshop yang digelar di RS UNAND sendiri ada sebanyak 140 orang. Peserta yang ikut pada tahun ini sebanyak 1600 orang yang berpusat di Hotel Truntum,” katanya.
Sebagai rumah sakit pendidikan, kata Yevri, RS UNAND siap memfasilitasi seluruh rangkaian kegiatan workshop yang akan berlangsung lengkap dengan seluruh fasilitas yang dibutuhkan oleh peserta workshop yang merupakan dokter ahli bedah di Indonesia.
“Kita mengambil peran di sini karena kita merupakan rumah sakit berbasis pendidikan dan memiliki 92 orang dokter spesialis, kita siap berpartisipasi dengan PABI untuk menjalankan program ini. Kita juga punya kamar operasi lengkap dengan teknologi laser, jadi peserta bisa langsung praktik di kamar operasi,” ujarnya.
Yevri mengatakan, teknologi laser sudah berkembang di Indonesia dan sudah dipakai oleh ahli pada bidang-bidang kesehatan lainnya. Oleh karena itu, ia berharap dengan adanya teknologi laser tersebut, proses operasi bisa lebih ringan dan tidak meninggalkan rasa sakit dalam kurun waktu yang lama.
“Dengan teknologi yang akan dijalankan oleh dokter ahli bedah yang ada di Sumbar ini, penderita varises, hemoroid, wasir dan sebagainya bisa melewati proses pengobatan yang lebih ringan dan sederhana serta tanpa rasa sakit yang berkepanjangan,” tuturnya.
Ketua Panitia P2B2 PABI ke-21 tahun 2024 sekaligus Ketua Ahli Bedah cabang Sumbar, Erwan Bardam menyebutkan Workshop LHP dan FiLaC tersebut bertujuan untuk memperkenalkan perkembangan pelayanan bedah, baik dari segi kompetensi dokter ahli bedah maupun perkembangan teknologi bedah.
“Di era serba teknologi ini, pelayanan bedah juga harus ikut mengalami perkembangan sehingga penanganan pengobatan, khususnya dalam bidang pembedahan tidak perlu lagi harus ke ibu kota atau ke Malaka,” ujarnya.
Ia pun berharap, melalui kegiatan yang diselenggarakan tersebut ribuan dokter bedah yang ada di 43 cabang di Indonesia bisa memberikan kemudahan bagi masyarakat.
“Di Sumbar sendiri sudah ada sekitar 110 spesialis bedah yang masih terpusat di Kota Padang. Dengan begitu kita berharap masyarakat tidak hanya tertuju kepada dokter ahli bedah yang ada di pusat kota saja,” katanya.
Dengan fasilitas yang cukup dan pelayanan yang bagus, pasien pun akan lebih mudah mendapatkan akses kesehatan sehingga permasalahan kesehatan yang harus ditangani bisa dilakukan lebih cepat. (*)