HARIANHALUAN.ID – Kepala Dinas Pariwisata Sumatra Barat (Sumbar), Luhur Budianda berharap agar pemerintah pusat mempertimbangkan kembali wacana penurunan status Bandara Internasional Minangkabau (BIM) menjadi bandara nasional atau bandara domestik biasa.
Luhur Budianda menuturkan, jika wacana tersebut direalisasikan, dikhawatirkan Sumbar akan kehilangan satu-satunya pintu kedatangan Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang akan berkunjung ke Sumbar.
“Kita berharap agar wacana penurunan status BIM itu tidak jadi dilakukan. Kalau akhirnya BIM turun status jadi bandara nasional, kita khawatir Sumbar akan kehilangan potensi kedatangan wisatawan mancanegara,” ujarnya kepada Haluan, Senin (13/2/2023).
Budi menuturkan, saat ini BIM telah menjadi salah satu infrastruktur penunjang wisata penting bagi Sumbar. Dimana menurutnya, BIM merupakan satu-satunya pintu kedatangan internasional bagi wisman dari 10 negara asing yang tercatat paling banyak datang ke Sumbar sejak beberapa tahun terakhir.
Meskipun jumlah wisman yang tercatat masuk ke Sumbar selama ini tidak sebanyak Wisatawan Nusantara (Wisnu), namun menurut Budi, kunjungan wisman tetap penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi Sumbar pascapandemi.
“Data terakhir, tahun 2022 lalu angka kunjungan wisnu ke Sumbar sebanyak 6.020.055 orang. Sedangkan jumlah wisman berjumlah 10.368 orang,” ucapnya.
Meski data tersebut menunjukkan bahwa sektor pariwisata Sumbar lebih didominasi digerakkan oleh wisnu, namun menurut Budi, jumlah uang yang dihabiskan (spend of money), serta lama tinggal (length of stay) wisman jauh lebih tinggi dibandingkan dengan wisatawan nusantara.